Saham Batu Bara Terbang, Berharap Harga Minyak Naik Lagi

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
28 November 2018 10:47
Saham-saham tambang batu bara menjadi penopang penguatan indesk sektor pertambangan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham pertambangan pada perdagang hari ini menguat setelah sempat tersungkur pada perdagangan awal pekan ini. Saham-saham tambang batu bara menjadi penopang penguatan indeks sektor pertambangan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Indeks sektor pertambangan hingga pukul 10.20 WIB tercatat menguat 0,53%. Dimana saham pertambangan seperti PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 5,41% ke level Rp 1.950/saham.

Harga saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga mengalami kenaikan 5,02% ke level Rp 1.465/saham. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 4,51%, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 3,54% ke level Rp 20.450/saham.

Demikian pula dengan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang naik 3,08% ke level Rp 134/saham. Tak ketinggalan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 2,58% ke level Rp 3.970/saham.

Salah satu sentimen yang mempengaruhi kenaikan harga saham pertambangan, khususnya batu bara adalah kenaikan harga minyak. Batu bara merupakan sumber energi substitusi pengganti minyak bumi, yang pergerakan nya kadang selalu linear.

Pada perdagangan hari ini Rabu (28/11/2018) hingga pukul 09.58 WIB, harga minyak jenis brent kontrak Januari 2019 naik 0,63% ke level US$ 60,59/barel. Di waktu yang sama, harga minyak jenis light sweet kontrak Januari 2019 menguat 0,68% ke level US$ 51,91/barel.

Harga minyak mampu merangkak naik setelah kemarin terkoreksi tipis. Pada penutupan perdagangan hari Selasa (28/11/2018), harga minyak light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) terkoreksi  0,14%, sementara harga brent yang menjadi acuan di Eropa melemah 0,45%.

Pelemahan kemarin memberikan indikasi bahwa pasar minyak global masih belum stabil, pasca jatuh amat dalam di akhir pekan lalu. Pada peristiwa yang banyak disebut pelaku pasar sebagai "Black Friday" bagi harga minyak itu, harga light sweet amblas nyaris 8% dan harga brent ambrol 6% lebih.

Secara fundamental, masih ada faktor besar yang menjadi pemberat harga sang emas hitam. Pasokan cenderung membanjir, sementara permintaan justru loyo.

Meski demikian, pelaku pasar kini nampaknya lebih optimis menanti hasil pertemuan tahunan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada 6 Desember mendatang. Ada harapan produksi minyak mentah global akan dipangkas, sehingga menopang harga si emas hitam hari ini.

[Gambas:Video CNBC]
(hps/gus) Next Article Hari Ini Saham Tambang Bakrie Berguguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular