Harga Turun 4 Hari & Kuota Tambah, Saham Batu Bara Bervariasi

Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 August 2018 14:20
Dengan peningkatan tersebut total produksi batu bara nasional di tahun ini bisa mencapai 585 juta ton sepanjang tahun.
Foto: REUTERS/Kristina Barker/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Wacana pemerintah menaikkan tingkat produksi batu bara dalam negeri sebesar 100 juta ton mendapat respons berbeda pada saham-saham produsen emas hitam tersebut. Jika emiten batu bara bisa memaksimal kuota batu bara peningkatan produksi tersebut maka total produksi batu bara nasional di tahun ini bisa mencapai 585 juta ton.

Pada perdagangan sesi I, harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 1,36% ke harga Rp 1.860/saham dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terkerek 0,88% ke Rp 228/saham. Sementara itu, harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) justru terkoreksi 2,53% ke Rp 26.925/saham, diikuti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang turun 1,64% ke Rp 4.190/saham dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang melemah 3,14% ke Rp 19.300/saham.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andi Wibowo Darmawan menjelaskan langkah yang dilakukan pemerintah tersebut merupakan cara paling efektif bagi pemerintah untuk mengatasi defisit neraca berjalan yang melebar.

Perubahan kuota pasar domestik (DMO), meskipun ini akan menyebabkan pemain batu bara Indonesia mengekspor lebih banyak batu bara ke luar negeri daripada memasoknya ke PLN.

Mirae masih mempertahankan estimasi harga batu bara global sebesar US$ 90/ton hingga akhir 2018 dan US$ 95/ton di tahun depan.

"Permintaan batu bara China akan tetap kuat di semester II-2018 dan kami juga optimis tentang ketahanan China dan India sebagai pendorong utama pendorong utama permintaan batu bara global dalam jangka panjang," kata Andi dalam risetnya, Selasa (21/8).

Meski demikian, sekuritas ini tetap mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor batu bara.
Di pasar internasional, harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup terkoreksi 0,30% ke angka US$117,65/metrik ton (MT) pada perdagangan hari Senin (21/08/2018).

Dengan pergerakan itu, harga batu bara sudah membukukan pelemahan selama 4 hari berturut-turut. Tekanan bagi harga batu bara datang dari sentimen perlambatan pertumbuhan ekonomi global, khususnya diindikasikan oleh rilis data-data ekonomi China yang mengecewakan. Sebagai informasi, Negeri Tirai Bambu merupakan importir utama batu bara di dunia.

"Data Industri yang mengecewakan di China, beserta kekhawatiran pada ekonomi emerging market yang berpusat di Turki telah membebani harga komoditas," ujar Edward Bell dari Bank NBD Emirates, seperti dikutip dari Reuters.

(hps/hps) Next Article Hari Ini Saham Tambang Bakrie Berguguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular