
Internasional
AS-China Damai, Bagaimana Stance Kebijakan Moneter PBOC?
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
04 December 2018 16:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China, People Bank's of China (PBOC) akan menerapkan kebijakan moneter fleksibel dan merespons perusahaan situasi ekonomi negara sesuai keadaan. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Bank Sentral Yi Gang.
Yi Gang mengungkapkan pernyataan ini saat banyak pihak ingin bank sentral melonggarkan kebijakannya dalam beberapa bulan ke depan guna mendukung pertumbuhan ekonomi China yang terus mendingin dan terlemah sejak krisis keuangan global 2008.
Namun tekanan ini sepertinya sudah berkurang seiring dengan terjadinya kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk tidak menaikkan tarif sementara waktu dan melakukan negosiasi lanjutan.
Ketika ekonomi mulai terlalu panas (overheating), Yi Gang mengatakan, instrumen moneter harus digunakan untuk memungkinkan "menahan perlambatan" dan "soft lending", sementara selama masa resesi atau guncangan eksternal, pasar keuangan harus stabil dan menopang kenyamanan publik.
Yi Gang berkomentar dalam sebuah artikel di majalah China Finance, yang diterbitkan oleh People's Bank of China (PBOC), untuk memperingati 40 tahun reformasi ekonomi bersejarah dan dibuka di bawah mantan pemimpin Tiongkok Deng Xiaoping.
PBOC telah memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) sebanya empat kali tahun ini, dan memaksa turun bunga kredit untuk meningkatkan akses keuangan bagi perusahaan yang kekurangan uang.
Namun pembicaraan mulai berbalik akhir-akhir ini, bahwa para pembuat kebijakan mungkin menimbang tindakan yang lebih agresif untuk mendorong ekonomi, seperti penurunan suku bunga acuan pertama kalinya dalam tiga tahun, jika Washington menindaklanjuti ancamannya untuk meningkatkan tekanan perdagangan China secara signifikan pada awal tahun baru.
Yang pasti, bank sentral China memiliki banyak alat kebijakan untuk dipilih untuk menurunkan suku bunga.
Ming Ming, mantan pejabat PBOC dan kepala penelitian pendapatan tetap di Citic Securities di Beijing mengatakan, menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) adalah opsi "halus" untuk memangkas bunga kredit dan lebih masuk akal dibanding penyesuaian suku bunga acuan.
"Kami percaya (pihak berwenang) akan memotong suku bunga kebijakan, seperti operasi pasar terbuka dan suku bunga pinjaman jangka menengah, untuk memandu harga pasar lebih rendah. Yang akan mengirimkan ke SBDK dan menurunkan suku bunga pinjaman," katanya dalam sebuah catatan, dilansir dari Reuters, Selasa (04/12/18).
Saat pelaku pasar di China sedang menunggu sinyal soal prioritas ekonomi China di tahun 2019 dari beberapa pertemuan yang akan diselenggarakan dalam beberapa bulan mendatang. The Central Economic Work Conference (CEWC) biasanya diadakan pada pertengahan Desember. Target pertumbuhan utama dan sasaran kebijakan akan dibahas, tetapi biasanya tidak diumumkan sampai Kongres Rakyat Nasional pada bulan Maret.
Kesepakatan perdagangan Sino-AS "menunjukkan bahwa kesenjangan antara kedua belah pihak menyempit, situasi yang juga ingin dicapai China saat itu mengatasi sumber ketidakpastian terbesar Cina. Dan itu akan mengatur situasi untuk pleno dan reformasi juga pembukaan di masa depan," kata Chen Xingdong, kepala ekonom Cina di BNP Paribas di Beijing.
Pasar sekarang menunggu sidang keempat dari Kongres Partai ke-19, di mana tujuan utamanya adalah untuk menetapkan suasana umum bagi pembangunan negara.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Gubernur Bank Sentral: China Perlu Buka Industri Keuangan
Yi Gang mengungkapkan pernyataan ini saat banyak pihak ingin bank sentral melonggarkan kebijakannya dalam beberapa bulan ke depan guna mendukung pertumbuhan ekonomi China yang terus mendingin dan terlemah sejak krisis keuangan global 2008.
Namun tekanan ini sepertinya sudah berkurang seiring dengan terjadinya kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk tidak menaikkan tarif sementara waktu dan melakukan negosiasi lanjutan.
![]() |
Yi Gang berkomentar dalam sebuah artikel di majalah China Finance, yang diterbitkan oleh People's Bank of China (PBOC), untuk memperingati 40 tahun reformasi ekonomi bersejarah dan dibuka di bawah mantan pemimpin Tiongkok Deng Xiaoping.
PBOC telah memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) sebanya empat kali tahun ini, dan memaksa turun bunga kredit untuk meningkatkan akses keuangan bagi perusahaan yang kekurangan uang.
Namun pembicaraan mulai berbalik akhir-akhir ini, bahwa para pembuat kebijakan mungkin menimbang tindakan yang lebih agresif untuk mendorong ekonomi, seperti penurunan suku bunga acuan pertama kalinya dalam tiga tahun, jika Washington menindaklanjuti ancamannya untuk meningkatkan tekanan perdagangan China secara signifikan pada awal tahun baru.
Yang pasti, bank sentral China memiliki banyak alat kebijakan untuk dipilih untuk menurunkan suku bunga.
Ming Ming, mantan pejabat PBOC dan kepala penelitian pendapatan tetap di Citic Securities di Beijing mengatakan, menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) adalah opsi "halus" untuk memangkas bunga kredit dan lebih masuk akal dibanding penyesuaian suku bunga acuan.
"Kami percaya (pihak berwenang) akan memotong suku bunga kebijakan, seperti operasi pasar terbuka dan suku bunga pinjaman jangka menengah, untuk memandu harga pasar lebih rendah. Yang akan mengirimkan ke SBDK dan menurunkan suku bunga pinjaman," katanya dalam sebuah catatan, dilansir dari Reuters, Selasa (04/12/18).
Saat pelaku pasar di China sedang menunggu sinyal soal prioritas ekonomi China di tahun 2019 dari beberapa pertemuan yang akan diselenggarakan dalam beberapa bulan mendatang. The Central Economic Work Conference (CEWC) biasanya diadakan pada pertengahan Desember. Target pertumbuhan utama dan sasaran kebijakan akan dibahas, tetapi biasanya tidak diumumkan sampai Kongres Rakyat Nasional pada bulan Maret.
Kesepakatan perdagangan Sino-AS "menunjukkan bahwa kesenjangan antara kedua belah pihak menyempit, situasi yang juga ingin dicapai China saat itu mengatasi sumber ketidakpastian terbesar Cina. Dan itu akan mengatur situasi untuk pleno dan reformasi juga pembukaan di masa depan," kata Chen Xingdong, kepala ekonom Cina di BNP Paribas di Beijing.
Pasar sekarang menunggu sidang keempat dari Kongres Partai ke-19, di mana tujuan utamanya adalah untuk menetapkan suasana umum bagi pembangunan negara.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Gubernur Bank Sentral: China Perlu Buka Industri Keuangan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular