Asyik! Warga Beijing Dapat Undian 'Yuan Kripto' Rp 90 M

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
03 June 2021 13:05
FILE PHOTO: U.S. Dollar and China Yuan notes are seen in this picture illustration June 2, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China akan membagikan 40 juta yuan atau setara dengan Rp 90 miliar (kurs Rp 2.238/yuan) dalam bentuk mata uang digital atau kripto kepada penduduk Beijing dengan skema undian.

Dilansir CNBC International, penduduk Ibu Kota China dapat menggunakan dua aplikasi perbankan untuk mengajukan permohonan memenangkan satu dari 200.000 'paket merah' sebagai bagian dari undian, berdasarkan informasi dari Biro Pengawasan dan Administrasi Keuangan Lokal Beijing.

Setiap amplop berisi 200 yuan (sekitar Rp 447.000) mata uang digital yang dapat digunakan di toko/pedagang terpilih. Batas waktu untuk melakukan pendaftaran adalah pada 7 Juni tengah malam.

Negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut saat ini belum melakukan peluncuran yuan digital secara nasional, proyek yang sudah digarap sejak 2014, akan tetapi lebih berfokus pada uji coba dalam bentuk undian di seluruh negeri.

Li Bo, Wakil Gubernur Bank Rakyat China (People's Bank of China/PBOC), bank sentralnya, mengatakan pada bulan April bahwa bank sentral akan memperluas cakupan proyek yuan digital dan bahkan bisa jadi memberikan izin kepada pengunjung asing di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 untuk menggunakannya.

Pada bulan Februari, kota Chengdu di barat daya China membagikan 40,2 juta yuan mata uang digital.

Tahun lalu, kota-kota lain seperti pusat teknologi Cina di Shenzhen mengadakan undian mereka sendiri.

Yuan digital bukanlah mata uang kripto seperti bitcoin. Hal ini karena yuan digital dikeluarkan oleh otoritas moneter pusat - PBOC - sedangkan bitcoin tidak dan oleh karenanya sistem yang digunakan dikatakan "terdesentralisasi."

Bagi-bagi undian merupakan salah satu contoh upaya Bank Rakyat China untuk mendigitalkan uang kertas dan koin yang beredar menjadi mata uang digital bank sentral (CBDC).

Pada bulan April, Deputi Gubernur PBOC Li menegaskan bahwa yuan digital diperuntukkan bagi penggunaan domestik dan bukan merupakan upaya untuk menantang dominasi dolar AS.

"Untuk internasionalisasi renminbi (RMB), kami telah mengatakan berkali-kali bahwa ini adalah proses alami dan tujuan kami bukan untuk menggantikan dolar AS atau mata uang internasional lainnya," kata Li.

"Saya pikir tujuan kami adalah untuk memungkinkan pasar memilih dan memfasilitasi perdagangan dan investasi internasional."

Pengujian terhadap yuan digital di China terus berlanjut dan dilakukan ketika pihak berwenang memperbarui tindakan tegas terhadap sektor aset kripto di negara tersebut. Jika pertukaran aset kripto lokal dilarang pada tahun 2017, Sekarang regulator mengalihkan perhatian mereka untuk menindak para penambangan bitcoin.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia-China Sepakat "Bakar" Dolar AS!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular