
Jokowi Soal CAD: Kita Tahu Masalah, Tapi Tak Pernah Selesai
Monica Wareza & Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
03 December 2018 09:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo membuka acara CEO Networking 2018 di The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Senin (3/12/2018). Dalam kesempatan itu, Jokowi kembali memaparkan masalah utama dalam perekonomian Indonesia, yaitu defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Kita tahu masalahnya dan problemnya tapi gak pernah selesaikan masalahnya," ujar Jokowi. Turut hadir dalam acara antara lain Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi.
Oleh karena itu, Jokowi mengaku dalam dua tahun terakhir, fokus membenahi CAD. Salah satu yang didorong adalah hilirisasi komoditas. Ia menceritakan, Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah mulai dari batu bara, bauksit, dan minyak kelapa sawit.
Sebagai contoh untuk bauksit, setiap tahun jutaan ton diekspor dengan harga US$ 35 per ton. Tapi di sisi lain, pabrik aluminium Indonesia mengimpor ratusan ribu ton alumina yang merupakan produk turunan dari bauksit.
"Dari dulu kita tahu hilirisasi industri, tapi eksekusinya ini yang saya kejar terus. Coba dari dulu dorong industri alumina, maka impor gak terjadi, dan tentu saja pengaruhnya ke CAD kita," ujar Jokowi.
Begitupun batu bara. Setiap tahun, Indonesia mengekspor 480 juta ton batu bara mentah. Padahal, apabila hilirisasi dilakukan dengan mengubah batu bara rendah kalori menjadi LPG, maka impor LPG sekitar 4 juta ton per tahun tidak perlu dilakukan.
"Ini harus segera dihentikan. Teknologi kalau belum siap, kita beli saja atau cari partner. Selalu saya dorong itu. Menyelesaikannya memang ke hilirisasi, gak ada yang lain," kata Jokowi.
Sedangkan untuk minyak kelapa sawit (CPO), Indonesia setiap tahun mengekspor 42 juta ton. Hilirisasi diupayakan dengan program B20, yang akan dilanjutkan ke B50, B80, dan B100.
"Ini mengurangi CAD karena impor solar bisa dikurangi atau dihilangkan," ujar Jokowi.
(miq/ray) Next Article Ramuan Jamu Jokowi Diyakini Bisa Tekan CAD Jadi 2,5%
"Kita tahu masalahnya dan problemnya tapi gak pernah selesaikan masalahnya," ujar Jokowi. Turut hadir dalam acara antara lain Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi.
Oleh karena itu, Jokowi mengaku dalam dua tahun terakhir, fokus membenahi CAD. Salah satu yang didorong adalah hilirisasi komoditas. Ia menceritakan, Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah mulai dari batu bara, bauksit, dan minyak kelapa sawit.
Sebagai contoh untuk bauksit, setiap tahun jutaan ton diekspor dengan harga US$ 35 per ton. Tapi di sisi lain, pabrik aluminium Indonesia mengimpor ratusan ribu ton alumina yang merupakan produk turunan dari bauksit.
"Dari dulu kita tahu hilirisasi industri, tapi eksekusinya ini yang saya kejar terus. Coba dari dulu dorong industri alumina, maka impor gak terjadi, dan tentu saja pengaruhnya ke CAD kita," ujar Jokowi.
![]() |
Begitupun batu bara. Setiap tahun, Indonesia mengekspor 480 juta ton batu bara mentah. Padahal, apabila hilirisasi dilakukan dengan mengubah batu bara rendah kalori menjadi LPG, maka impor LPG sekitar 4 juta ton per tahun tidak perlu dilakukan.
"Ini harus segera dihentikan. Teknologi kalau belum siap, kita beli saja atau cari partner. Selalu saya dorong itu. Menyelesaikannya memang ke hilirisasi, gak ada yang lain," kata Jokowi.
Sedangkan untuk minyak kelapa sawit (CPO), Indonesia setiap tahun mengekspor 42 juta ton. Hilirisasi diupayakan dengan program B20, yang akan dilanjutkan ke B50, B80, dan B100.
"Ini mengurangi CAD karena impor solar bisa dikurangi atau dihilangkan," ujar Jokowi.
(miq/ray) Next Article Ramuan Jamu Jokowi Diyakini Bisa Tekan CAD Jadi 2,5%
Most Popular