Duh, Harga Batu Bara Turun 3% Lebih Sepanjang November

Raditya Hanung & Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 December 2018 15:53
Jelang Akhir Bulan November, Tekanan Agak Mereda
Foto: Istimewa
Berita baiknya, pelemahan harga batu bara di sepanjang November 2018 sejatinya masih lebih ringan dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, harga batu bara melemah 7,6% di sepanjang bulan Oktober 2018.

Setidaknya dalam dua pekan terakhir, tekanan bagi harga batu bara memang agak mereda. Ada dua faktor yang mendukung kekuatan harga batu bara. Pertama, di pertengahan bulan ini, Investasi Aset Tetap China periode Januari-Oktober 2018 diumumkan tumbuh sebesar 5,7% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 5,5%.


Sedangkan, produksi industri periode Oktober 2018 juga diumumkan tumbuh sebesar 5,9% YoY, melampaui konsensus yang sebesar 5,7%.

Terakhir, di sepanjang Oktober 2018, ekspor China tumbuh sebesar 15,6% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 11% YoY. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 21,4% YoY, juga mengalahkan konsensus yang sebesar 14% YoY.

Rilis ketiga data tersebut agak membuat pelaku pasar lega. Perekonomian China ternyata belum hancur separah yang diperkirakan. Akhirnya muncul harapan bahwa permintaan batu bara Beijing masih dapat pulih ke depannya.

Kedua, kejatuhan harga batu bara tertahan oleh optimisme pelaku pasar pada hasil pertemuan G20 di Buenos Aires pada 30 November dan 1 Desember. Pada pertemuan tersebut, Washington dan Beijing diharapkan akan membicarakan konflik dagang yang terjadi di antara mereka.

Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menyatakan bahwa optimisme merebak jelang pertemuan Trump-Xi di Argentina. Ada kemungkinan Washington dan Beijing akan mencapai kesepakatan yang signifikan.

"Ada kemungkinan yang cukup besar kami akan mencapai kesepakatan. Beliau (Trump) terbuka untuk itu," kata Kudlow, mengutip Reuters.

Gayung bersambut, pernyataan Kudlow seakan diapresiasi oleh kubu China. Presiden Xi menyatakan bahwa China siap untuk lebih membuka diri terhadap perekonomian global, sesuatu yang selama ini menjadi tuntutan Trump.


"China akan terus berupaya untuk membuka diri, bahkan lebih dari apa yang dilakukan sekarang. China akan membuka akses kepada pasar, investasi, dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual," tegas Xi di depan parlemen Negeri Tirai Bambu, dikutip dari 
Reuters.

Perkembangan tersebut lantas melegakan pelaku pasar. Masih ada harapan kedua pihak akan melunak, dan  mengakhiri perang dagang. Hal ini menjadi sentimen positif bahwa ekonomi China akan membaik ke depannya, sehingga permintaan batu bara pun kembali sehat.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular