
Analisis Teknikal
Dolar AS Cenderung Melemah Dihadapan Mata Uang Utama Dunia
yam, CNBC Indonesia
26 November 2018 20:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Membaiknya kondisi global membuat pergerakan mata uang kuat dunia lebih unggul dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini ditunjukan dari pergerakan indeks dolar (dollar index spot/DXY) yang melemah.
Pada pukul 16:20 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,22%. Faktor domestik dan eksternal memang sedang tidak mendukung dolar AS.
Data ekonomi Negeri Paman Sam memang masih kurang oke. Teranyar, pembacaan awal Purchasing Managers Index (PMI) sektor manufaktur AS periode November 2018 adalah 55,4. Angka di atas 50 memang menunjukkan pelaku usaha masih optimistis.
Angka November juga lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Refinitiv yaitu 55,7, tidak berubah ketimbang Oktober.
Data ini semakin memberi konfirmasi bahwa laju ekonomi AS tidak secepat yang dibayangkan. Masih ada riak-riak yang menunjukkan perlambatan, sehingga mengurangi kebutuhan bagi The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Bila The Fed benar-benar mengurangi kecepatan kenaikan suku bunga acuan, maka akan menjadi sentimen negatif buat dolar AS. Selama ini penguatan greenback ditopang oleh kenaikan suku bunga acuan, yang ikut mengerek imbalan berinvestasi di Negeri Adidaya.
Tanpa kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di AS menjadi kurang menarik. Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS berkurang sehingga nilainya melemah.
Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap empat mata uang utama yang menghuni DXY tersebut.
Pada pukul 16:20 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,22%. Faktor domestik dan eksternal memang sedang tidak mendukung dolar AS.
Data ini semakin memberi konfirmasi bahwa laju ekonomi AS tidak secepat yang dibayangkan. Masih ada riak-riak yang menunjukkan perlambatan, sehingga mengurangi kebutuhan bagi The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Bila The Fed benar-benar mengurangi kecepatan kenaikan suku bunga acuan, maka akan menjadi sentimen negatif buat dolar AS. Selama ini penguatan greenback ditopang oleh kenaikan suku bunga acuan, yang ikut mengerek imbalan berinvestasi di Negeri Adidaya.
Tanpa kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di AS menjadi kurang menarik. Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS berkurang sehingga nilainya melemah.
Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap empat mata uang utama yang menghuni DXY tersebut.
![]() |
Next Page
Euro Vs Dolar AS
Pages
Most Popular