Harga CPO Hancur Lebur, Begini Harga Saham Produsennya

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 November 2018 16:06
Kinerja Keuangan ‘Kebakaran’
Foto: Pekerja membongkar buah sawit dari sebuah truk di sebuah pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur 4 Agustus 2014. REUTERS / Samsul Said / File Photo
Dari sisi penjualan, keempat emiten kecuali LSIP membukukan pertumbuhan pada 9 bulan pertama tahun ini. Penjualan AALI tumbuh 10,2% YoY, SSMS meroket 24,9% YoY, SMAR naik 7,5% YoY, sementara LSIP anjlok 19,6% YoY.

Namun dari sisi laba bersih yang seringkali lebih penting bagi investor, semuanya justru kompak membukukan penurunan, bahkan penurunannya sangat dalam. Laba bersih AALI turun 18,2% YoY selama 9 bulan pertama tahun ini, SSMS anjlok 42,6% YoY, SMAR jeblok 98% YoY, dan LSIP terpangkas 39,8% YoY.

Seiring degan koreksi harga yang sudah sagat dalam, sebuah pertanyaan lantas muncul: haruskah investor memborong saham-saham emiten CPO pada tahun ini

Sepanjang bulan ini, nampaknya saham-saham emiten CPO masih patut dihindari. Secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir (2013-2017), indeks sektor agrikultur hanya memberikan imbal hasil sebesar 0,7% secara bulanan pada bulan November.

Bulan Desember lah yang terbukti menjadi bulan yang manis bagi saham-saham emiten CPO. Secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir, indeks sektor agrikultur memberikan imbal hasil sebesar 3,6% secara bulanan pada bulan Desember.

Dalam 5 tahun terakhir, hanya sekali indeks sektor agrikultur memberikan imbal negatif secara bulanan pada penghujung tahun, yakni pada tahun 2017 (-4,54%).



Jika harga CPO bisa merangkak naik atau setidaknya stagnan saja pada bulan Desember, ada peluang saham-saham emiten CPO akan membukukan kenaikan harga.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular