
Konsumsi Batu Bara China Lesu, HBA November Jadi US$ 97,9/ton
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 November 2018 11:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah Harga Batubara Acuan (HBA) untuk periode November 2018 pada harga US$ 97,90 per ton. Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1994/K/30/MEM/2018 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Bulan November Tahun 2018.
HBA bulan ini melanjutkan tren penurunan sejak tiga bulan terakhir, yaitu Agustus (US$107,83/ton), September (US$ 104,81/ton), dan Oktober (US$ 100,89/ton). Namun bila dibandingkan dengan HBA bulan yang sama pada 2017 (year on year) yaitu US$ 94,80/ton, maka HBA November 2018 naik US$ 3,10 per ton atau setara 3,16%.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, penurunan HBA bulan ini dipengaruhi pasar global akibat rendahnya konsumsi batu bara di Tiongkok, sehingga berdampak pada ketatnya kebijakan impor batu bara di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Nilai HBA sendiri diperoleh rata-rata empat indeks harga batubara yang umum digunakan dalam perdagangan batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
"Penentuan ini disetarakan pada nilai kalori batubara 6.322 kcal per kilogram Gross As Received (GAR), kandungan air (total moisture) 8 persen, kandungan sulfur 0,8 persen as received (ar), dan kandungan ash 15 persen ar," tutur Agung melalui keterangan resminya, Selasa (6/11/2018).
Sedangkan, untuk Harga Mineral Acuan (HMA) untuk 20 mineral logam juga tercatat mengalami penurunan pada November 2018 ini. Seperti harga Nikel yang turun menjadi US$ 12.578,64/dry metric ton (dmt) dari bulan sebelumnya, yang sebesar US$ 12.803,41/dmt.
Adapun, berikut rincian beberapa HMA untuk mineral logam:
1. Aluminium: USD 2.053,82/dmt, turun dari USD 1.699,33/dmt
2. Tembaga: USD 6.226,20/dmt, naik dari USD 5.956,98/dmt
3. Emas sebagai mineral ikutan: USD 1.204,91/ounce, naik dari 1.198,59/ounce
4. Perak sebagai mineral ikutan: USD 14,49/ounce, naik dari USD 14,43/ounce.
5. Ingot timah Pb 300: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
6. Ingot timah Pb 200: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
7. Ingot timah Pb 100: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
8. Ingot timah Pb 050: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
9. Ingot timah 4NINE: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
10. Logam emas: sesuai harga logam emas yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan
11. Logam perak: sesuai harga logam perak yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan
12. Mangan: USD 5,98/dmt, naik dari USD 5,94/dmt
Besaran HMA ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan dan mengacu pada publikasi harga mineral logam pada index dunia, antara lain oleh London Metal Exchange, London Bullion Market Association, Asian Metal dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).
(gus) Next Article HBA Oktober 2018 Turun 3,74% Jadi US$ 104,81 per Ton
HBA bulan ini melanjutkan tren penurunan sejak tiga bulan terakhir, yaitu Agustus (US$107,83/ton), September (US$ 104,81/ton), dan Oktober (US$ 100,89/ton). Namun bila dibandingkan dengan HBA bulan yang sama pada 2017 (year on year) yaitu US$ 94,80/ton, maka HBA November 2018 naik US$ 3,10 per ton atau setara 3,16%.
Nilai HBA sendiri diperoleh rata-rata empat indeks harga batubara yang umum digunakan dalam perdagangan batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
"Penentuan ini disetarakan pada nilai kalori batubara 6.322 kcal per kilogram Gross As Received (GAR), kandungan air (total moisture) 8 persen, kandungan sulfur 0,8 persen as received (ar), dan kandungan ash 15 persen ar," tutur Agung melalui keterangan resminya, Selasa (6/11/2018).
Sedangkan, untuk Harga Mineral Acuan (HMA) untuk 20 mineral logam juga tercatat mengalami penurunan pada November 2018 ini. Seperti harga Nikel yang turun menjadi US$ 12.578,64/dry metric ton (dmt) dari bulan sebelumnya, yang sebesar US$ 12.803,41/dmt.
Adapun, berikut rincian beberapa HMA untuk mineral logam:
1. Aluminium: USD 2.053,82/dmt, turun dari USD 1.699,33/dmt
2. Tembaga: USD 6.226,20/dmt, naik dari USD 5.956,98/dmt
3. Emas sebagai mineral ikutan: USD 1.204,91/ounce, naik dari 1.198,59/ounce
4. Perak sebagai mineral ikutan: USD 14,49/ounce, naik dari USD 14,43/ounce.
5. Ingot timah Pb 300: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
6. Ingot timah Pb 200: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
7. Ingot timah Pb 100: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
8. Ingot timah Pb 050: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
9. Ingot timah 4NINE: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
10. Logam emas: sesuai harga logam emas yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan
11. Logam perak: sesuai harga logam perak yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan
12. Mangan: USD 5,98/dmt, naik dari USD 5,94/dmt
Besaran HMA ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan dan mengacu pada publikasi harga mineral logam pada index dunia, antara lain oleh London Metal Exchange, London Bullion Market Association, Asian Metal dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).
(gus) Next Article HBA Oktober 2018 Turun 3,74% Jadi US$ 104,81 per Ton
Most Popular