
Bertemu Titik Jenuh, Reli Harga Obligasi Diprediksi Terhenti
Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
06 November 2018 08:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Reli Harga obligasi pemerintah diprediksi berhenti hari ini karena sudah menemui titik jenuh. Hal itu membuat pasar surat berharga negara (SBN) diprediksi terkoreksi hari ini.
Maximilianus Nico Demus, Assosciate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, memprediksi tekanan beli SBN yang menyebabkan penguatan beruntun dalam tiga hari terakhir akan mereda hari ini.
"Pelemahan ini sebetulnya adalah sebagai syarat selain karena titik jenuh, apabila pasar obligasi masih memiliki kans untuk menguat, maka pelemahan ini sebagai batu loncatan berikutnya," ujarnya dalam riset pagi ini (6/11/18).
Selain faktor redanya tekanan beli, dia juga memprediksi lelang rutin SBN siang ini akan membuat pelaku pasar berhemat di pasar sekunder untuk kemudian digunakan untuk membeli efek utang pemerintah dalam lelang.
Untuk itu, Nico dan tim merekomendasikan pelaku pasar untuk menahan transaksi (hold) hingga berpotensi jual di pasar sekunder, dan mengikuti lelang yang diadakan hari ini.
Dia menyarankan investor untuk mencermati data cadangan devisa Indonesia, dan karena DNDF baru efektif bulan November 2018 maka dia memperkirakan cadangan devisa masih akan mengalami penurunan meksipun sudah tidak signifikan dibandingkan bulan bulan sebelumnya.
Mencermati faktor global, dia mengatakan investor SBN juga menanti data Jobless Claims serta FOMC meeting pada tanggal 9 November nanti.
"FOMC ini merupakan titik terpenting mengenai seberapa besar tingkat probabilitas kenaikkan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember 2018 nanti."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Damai Dagang & Penguatan Rupiah Bawa Pasar Obligasi Menguat
Maximilianus Nico Demus, Assosciate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, memprediksi tekanan beli SBN yang menyebabkan penguatan beruntun dalam tiga hari terakhir akan mereda hari ini.
Untuk itu, Nico dan tim merekomendasikan pelaku pasar untuk menahan transaksi (hold) hingga berpotensi jual di pasar sekunder, dan mengikuti lelang yang diadakan hari ini.
Dia menyarankan investor untuk mencermati data cadangan devisa Indonesia, dan karena DNDF baru efektif bulan November 2018 maka dia memperkirakan cadangan devisa masih akan mengalami penurunan meksipun sudah tidak signifikan dibandingkan bulan bulan sebelumnya.
Mencermati faktor global, dia mengatakan investor SBN juga menanti data Jobless Claims serta FOMC meeting pada tanggal 9 November nanti.
"FOMC ini merupakan titik terpenting mengenai seberapa besar tingkat probabilitas kenaikkan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember 2018 nanti."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy) Next Article Damai Dagang & Penguatan Rupiah Bawa Pasar Obligasi Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular