
Analisis Teknikal
Kondisi Global Lebih Kondusif, IHSG Berpotensi Naik
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
06 November 2018 08:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat dengan rentang pergerakannya berada di 5.845 hingga 5.945, hari ini, Selasa (06/11/2018). Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Wall Street pada Senin (5/11/2018) waktu setempat mulai kembali bangkit. Indeks Dow Jones tercatat naik 0,76%, S&P 500 juga naik 0,56%, namun Nasdaq masih terkoreksi 0,38%.
Pelaku pasar AS sedang menantikan pemilihan umum sela yang dijadwalkan Selasa. Pelaku pasar memperkirakan Partai Demokrat akan mendapatkan kembali kendali Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Partai Demokrat memimpin dengan keunggulan 7 poin menjelang pemilu, menurut jajak pendapat NBC News/ Wall Street Journal yang dirilis Minggu.
Dari dalam negeri, aksi beli investor asing yang terus menerus di pasar bursa saham Indonesia, terutama pembelian pada saham berkapitalisasi besar turut mendorong IHSG yang ditutup menguat 0,24% ke level 5.920.
Bursa nasional juga mendapat tambahan tenaga dari rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal tiga 2018 yang tumbuh 5,17% (year-on-year), meskipun mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya di 5,27%. Angka ini berada di atas ekspektasi pasar.
Penguatan IHSG juga juga masih terdorong dua saham emiten rokok yakni PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,89%) dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+3,67%).
Melesatnya kedua harga saham dipicu oleh keputusan pemerintah yang tidak akan menaikan cukai rokok tahun depan.
Bank Indonesia (BI) kemarin juga merilis data indeks keyakinan konsumen (IKK), yang kembali mengalami penurunan 3,2 poin menjadi 119.2. Tercatat IKK sebelumnya berada pada level angka 122.4, hal ini berpotensi memengaruhi kinerja indeks sektor konsumsi dan membuat volatilitas di IHSG.
Secara teknikal, grafik pada IHSG kembali membentuk pola lilin putih pendek (short white candle), pola tersebut memberikan sinyal akan kenaikan (bullish), meski kurang terlalu kuat.
IHSG yang masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), memberikan mengindikasikan bahwa masih mempunyai tenaga untuk naik lebih tinggi.
Menurut kami, kondisi bursa global yang lebih kondusif, ditambah dengan sinyal yang diberikan berdasarkan analisis secara teknikal, berpotensi membuat IHSG tutup pada zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Jangan Pesimistis, Asa IHSG Menguat Lagi Masih Terbuka
Wall Street pada Senin (5/11/2018) waktu setempat mulai kembali bangkit. Indeks Dow Jones tercatat naik 0,76%, S&P 500 juga naik 0,56%, namun Nasdaq masih terkoreksi 0,38%.
Pelaku pasar AS sedang menantikan pemilihan umum sela yang dijadwalkan Selasa. Pelaku pasar memperkirakan Partai Demokrat akan mendapatkan kembali kendali Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dari dalam negeri, aksi beli investor asing yang terus menerus di pasar bursa saham Indonesia, terutama pembelian pada saham berkapitalisasi besar turut mendorong IHSG yang ditutup menguat 0,24% ke level 5.920.
Bursa nasional juga mendapat tambahan tenaga dari rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal tiga 2018 yang tumbuh 5,17% (year-on-year), meskipun mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya di 5,27%. Angka ini berada di atas ekspektasi pasar.
Penguatan IHSG juga juga masih terdorong dua saham emiten rokok yakni PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,89%) dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+3,67%).
Melesatnya kedua harga saham dipicu oleh keputusan pemerintah yang tidak akan menaikan cukai rokok tahun depan.
Bank Indonesia (BI) kemarin juga merilis data indeks keyakinan konsumen (IKK), yang kembali mengalami penurunan 3,2 poin menjadi 119.2. Tercatat IKK sebelumnya berada pada level angka 122.4, hal ini berpotensi memengaruhi kinerja indeks sektor konsumsi dan membuat volatilitas di IHSG.
![]() |
Secara teknikal, grafik pada IHSG kembali membentuk pola lilin putih pendek (short white candle), pola tersebut memberikan sinyal akan kenaikan (bullish), meski kurang terlalu kuat.
IHSG yang masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5), memberikan mengindikasikan bahwa masih mempunyai tenaga untuk naik lebih tinggi.
Menurut kami, kondisi bursa global yang lebih kondusif, ditambah dengan sinyal yang diberikan berdasarkan analisis secara teknikal, berpotensi membuat IHSG tutup pada zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Jangan Pesimistis, Asa IHSG Menguat Lagi Masih Terbuka
Most Popular