Keyakinan Konsumen RI Anjlok ke Level Terendah Dalam 20 Bulan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
05 November 2018 18:08
Pada Senin (5/11/2018), Bank Indonesia (BI) merilis IKK periode Oktober 2018 yang sebesar 119,2. Turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 122,4.
Foto: CNBC
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia turun cukup dalam pada bulan lalu. Pada Senin (5/11/2018), Bank Indonesia (BI) merilis IKK periode Oktober 2018 yang sebesar 119,2. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 122,4.

Secara bulanan (month-to-month/MtM), IKK bulan Oktober 2018 terkoreksi sebesar 2,61%. Sedangkan, secara tahunan (year-on-year/YoY), IKK bulan lalu juga menurun sebesar 1,24%.



Apabila ditelusuri secara historis, IKK bulan Oktober 2018 merupakan yang terendah dalam 20 bulan terakhir, atau sejak Februari 2017.

"Lebih rendahnya IKK terutama dipengaruhi oleh optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini yang cenderung menurun. Penurunan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) terdalam terjadi pada persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini," tulis BI dalam laporan Survei Konsumen Edisi Oktober 2018.

Pada bulan September, IKK mampu bergerak naik disokong oleh pembukaan lowongan CPNS di di berbagai Kementerian dan Lembaga yang mencapai 238.000 formasi, termasuk dibukanya lowongan BUMN dan swasta.

Meski demikian, setelah sentimen itu berlalu, praktis sudah tidak ada lagi yang mampu mengangkat keyakinan konsumen di bulan lalu. Tim Riset CNBC Indonesia justru mencatat beberapa kondisi yang nampaknya menjadi pemberat keyakinan konsumen.

Pertama, kenaikan suku bunga acuan oleh BI sebesar 150 basis poin sejak Mei 2018 nampaknya mulai memberikan dampak bagi optimisme masyarakat. Dengan kenaikan suku bunga acuan, memang muncul kekhawatiran bahwa bunga kredit akan ikut melambung. Akibatnya, tingkat konsumsi masyarakat berpotensi tergerus.

Kedua, depresiasi nilai tukar rupiah yang cukup dalam sejak berlalunya hari raya Idul Fitri juga kemungkinan turut menekan optimisme masyarakat. Hingga 31 Oktober 2018, rupiah sudah terderpresiasi lebih dari 12% di sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YTD).Pada pertengahan Oktober, US$ 1 malah sempat dibanderol Rp 15.230, yang merupakan level tertingginya sejak masa krisis 1997-1998.

Ketiga, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU, khususnya Pertamax Series dan Dex Series, serta Biosolar Non PSO.

Per tanggal 11 Oktober 2018 pukul 11.00 WIB, harga Pertamax di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menjadi Rp 10.400/liter, Pertamax Turbo Rp 12.250/ liter, Pertamina Dex Rp 11.850/liter, Dexlite Rp 10.500/liter, dan Biosolar Non PSO Rp 9.800/liter.

Apabila dielaborasi lebih lanjut, melemahnya optimisme konsumen pada Oktober 2018 disebabkan oleh penurunan kedua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK).

IKE pada Oktober 2018 tercatat 106,2, turun 4 poin dari bulan sebelumnya. Hal ini utamanya didorong  oleh indikator ketersediaan lapangan kerja yang makin jauh terperosok ke level pesimis, yakni sebesar 91,9 (turun dari 98,6 pada bulan sebelumnya).

Sebagai catatan, angka di atas 100 berarti menunjukkan konsumen yang pesimis, sementara di atas 100 berarti konsumen masih optimis/yakin.

Kemudian, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan kondisi 6 bulan lalu juga menipis. Hal itu tercermin dari Indeks Penghasilan Saat Ini yang tercatat sebesar 115,7 pada Oktober 2018, atau turun 2,5 poin dibandingkan bulan sebelumnya.

Sejalan dengan itu, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (durable goods) pada Juli 2018 anjlok sebesar 3 poin menjadi 110,9.

Sementara itu, IEK periode Agustus 2018 adalah 132,2, lebih rendah dari capaian September 2018 sebesar 134,5. Menurunnya ekspektasi konsumen didorong oleh melemahnya seluruh komponen indeks penyusunnya, terutama Indeks Ekspektasi Ketersediaan Tenaga Kerja pada 6 bulan mendatang.

Beruntungnya, pengeluaran belanja masih tumbuh meski optimisme masyarakat menurun. Hal ini terlihat dari rata-rata porsi pendapatan konsumen untuk belanja sebesar 67,7% pada Oktober 2018, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 67,1%. 

Peningkatan pengeluaran belanja itu diiringi oleh porsi pendapatan yang disimpan turun dari 20,1% menjadi 19,6%. Sementara, rasio cicilan terhadap pendapatan yang relatif tetap di angka 12,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(RHG/dru) Next Article Mantap! Indeks Keyakinan Konsumen RI Tertinggi Sejak Agustus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular