Internasional

Sanksi Iran Berlaku, Arab Siap Tambah Pasokan Minyak

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 November 2018 06:36
Jelang penerapan sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran hari Senin (5/11/2018), Arab Saudi dan negara-negara sekutunya bersiap untuk menaikkan pasokan.
Foto: Reuters
Dubai, CNBC Indonesia - Jelang penerapan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Iran hari Senin (5/11/2018) waktu setempat, Arab Saudi dan negara-negara sekutunya bersiap untuk menaikkan pasokan di tengah kondisi pasar yang tidak pasti, menurut beberapa analis.

Penerapan sanksi baru ke Iran itu terjadi saat beberapa negara produsen minyak terbesar dunia mengalami gangguan pasokan dan desakan Presiden AS Donald Trump yang ingin harga minyak dunia terus turun.


Para analis memperkirakan ekspor minyak Iran, yang mencapai 2,5 juta barel per hari di waktu normal, akan jatuh menjadi 1 juta hingga 2 juta barel per hari ketika sanksi itu berlaku hari Senin. Hal ini diperkirakan akan semakinĀ menekan pasar yang telah ketat saat ini, AFP melaporkan.

Gangguan produksi di Libya, Venezuela, Nigeria, Meksiko, Angola, dan negara-negara lainnya memaksa anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-anggota OPEC mengabaikan kesepakatan pengurangan produksi minyak di Juni dan mulai menaikkan pasokan.

"Kita sedang memasuki periode krusial untuk pasar minyak," kata Lembaga Energi Internasional (IEA) dalam laporannya di September. "Pasar mulai mengetat."

Arab Saudi adalah satu-satunya negara produsen minyak yang memiliki kapasitas cadangan sekitar 2 juta barel per hari yang dapat digunakan untuk mengompensasi hilangnya pasokan dari Iran.

Kerajaan ini sedang menjadi perhatian dunia setelah seorang wartawannya, Jamal Khashoggi, dibunuh di dalam konsulat Arab di Istanbul, Turki, awal Oktober lalu.

Meskipun hubungan antara Riyadh dan negara-negara Barat memburuk akibat kasus pembunuhan kolumnis Washington Post itu, Arab tidak berencana untuk mengenakan embargo minyak balasan.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan negaranya, yang telah menaikkan produksi sebesar 700.000 bpd menjadi 10,7 bpd di Oktober, siap untuk kembali menaikkan produksi menjadi 12 juta bpd.

"Ada sanksi kepada Iran dan tidak ada yang tahu akan seperti apa ekspor Iran nantinya," ujarnya kepada kantor berita Rusia Tass pekan lalu.


Ia mengatakan negara kerajaan itu dapat menggunakan cadangan strategisnya yang berjumlah 300 juta barel untuk memenuhi permintaan dunia.

Negara tetangga Arab, Uni Emirat Arab dan Kuwait, juga dapat menaikkan produksi mereka hingga 300.000 bpd bila diperlukan.
(prm) Next Article Perang Dagang & Sanksi Iran Kerek Naik Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular