Inflasi Lebih Tinggi dari Ekspektasi, IHSG Dekati Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 November 2018 11:41
IHSG mendekati zona merah pasca BPS mengumumkan inflasi bulan Oktober yang lebih tinggi dari estimasi.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menipis pasca Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi sebesar 0,28% MoM pada Oktober 2018, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 0,17% MoM.

Sebelum angka inflasi dirilis, IHSG diperdagangkan menguat sebesar 0,41% ke level 5.855,44. Kini, penguatan IHSG berkurang menjadi 0,11% ke level 5.837,81. IHSG lantas bergerak mendekati zona merah.

Inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi memberi sinyal bahwa depresiasi rupiah sudah mulai memberikan dampak negatif ke kantong masyarakat Indonesia. Jika masyarakat mengurangi konsumsinya, maka pertumbuhan ekonomi tentu akan tertekan, mengingat konsumsi masyarakat membentuk lebih dari 50% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Merespon hal tersebut, saham-saham sektor barang konsumsi pun kian dilepas oleh investor. Sebelum angka inflasi dirilis, indeks sektor barang konsumsi melemah sebesar 0,19% ke level 2.400,01. Kini, pelemahannya melebar menjadi 0,59% ke level 2.390,38.

Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor diantaranya: PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk/ULTJ (-4,44%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (-2,19%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT/INDF (-1,26%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,75%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-0,27%).

TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/roy) Next Article Inflasi Kalahkan Ekspektasi, IHSG Tipiskan Kekalahan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular