
Inflasi Kalahkan Ekspektasi, IHSG Tipiskan Kekalahan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 January 2019 11:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Rilis data inflasi membawa berkah bagi bursa saham tanah air. Beberapa saat yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi bulan Desember sebesar 0,62% MoM atau 3,13% YoY. Capaian ini mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni 3,04% YoY.
Sebelum data tersebut dirilis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperdagangkan di level 6.184,73 atau melemah 0,16% dibandingkan posisi penutupan pada hari terakhir perdagangan tahun 2018 (28/12). Kini, pelemahan IHSG menipis menjadi 0,11% ke level 6.187,68.
Angka inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi dimaknai sebagai sinyal menggeliatnya konsumsi masyarakat Indonesia pada musim liburan kemarin.
Rilis data inflasi lantas membuat koreksi IHSG menjadi tak sedalam dengan yang dialami oleh indeks saham negara tetangga. Hingga berita ini diturunkan, indeks Shanghai anjlok 1,01%, indeks Hang Seng ambruk 2,38%, indeks Strait Times turun 1,02%, indeks Kospi melemah 0,94%, dan indeks KLCI (Malaysia) terkoreksi 1,05%.
Rilis data ekonomi menjadi momok bagi bursa saham Benua Kuning. Pada pagi hari ini, serangkaian rilis data ekonomi dari kawasan Asia kompak membuat investor kecewa.
Di China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia, Manufacturing PMI periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.
Beralih ke Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Sudah Dibantu Data Inflasi, IHSG Masih Melemah 0,27%
Sebelum data tersebut dirilis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperdagangkan di level 6.184,73 atau melemah 0,16% dibandingkan posisi penutupan pada hari terakhir perdagangan tahun 2018 (28/12). Kini, pelemahan IHSG menipis menjadi 0,11% ke level 6.187,68.
Angka inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi dimaknai sebagai sinyal menggeliatnya konsumsi masyarakat Indonesia pada musim liburan kemarin.
Rilis data ekonomi menjadi momok bagi bursa saham Benua Kuning. Pada pagi hari ini, serangkaian rilis data ekonomi dari kawasan Asia kompak membuat investor kecewa.
Di China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia, Manufacturing PMI periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.
Beralih ke Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Sudah Dibantu Data Inflasi, IHSG Masih Melemah 0,27%
Most Popular