
Internasional
Peso Terpuruk, Menkeu Filipina: Kami 'Dihukum' Pasar
Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 October 2018 11:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Filipina angkat suara pelemahan nilai tukar peso terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurut Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez negaranya sedang 'dihukum' pasar karena mengelola ekonomi dengan cara yang benar.
Berbicara kepada CNBC International pada Kamis (11/10/2018) di pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali, Indonesia, Dominguez mengatakan bahwa AS harus mempertimbangkan bahwa tindakannya "mempengaruhi semua orang."
"Ini mempengaruhi seluruh dunia, modal mengalir kembali ke AS, dan kami terdampak di sini, dihukum untuk sesuatu yang kami lakukan dengan benar," katanya, menanggapi berita bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan the Fed sudah 'gila' terus menaikkan suku bunga.
Bulan lalu, bank sentral Filipina menaikkan suku untuk keempat kalinya dalam lima bulan, dan telah mengisyaratkan bahwa pihaknya siap untuk melanjutkan kebijakan moneter ketat untuk mendukung mata uangnya, jika diperlukan.
Meskipun telah memulai pengetatan, peso Filipina masih terus melemah terhadap dolar AS dan analis menyalahkan pelemahan ini karena sentimen kenaikan suku bunga acuan.
Namun, Dominguez mengatakan bahwa negara Asia Tenggara berada dalam posisi "cukup bagus" untuk menghadapi pelemahan pasar negara berkembang. Dia merujuk ke cadangan devisa yang tinggi, sistem perbankan yang kuat dan posisi fiskal.
Filipina tidak akan memangkas belanja infrastrukturnya untuk mengurangi defisit belanja negara tetapi mencoba mengurangi pengeluaran non-infrasturktur, katanya.
"Infrastruktur bagi kami adalah investasi yang sangat penting yang harus kami lakukan," katanya, seraya menambahkan bahwa belanja infrastruktur Filipina rata-rata hanya 2,3 persen dari PDB dalam 50 tahun terakhir.
"Ekonomi kita tersedak. Kami memiliki situasi lalu lintas yang sangat buruk, pelabuhan dan bandara kami perlu ditingkatkan ... Beberapa waktu di masa depan, kami harus berpikir ulang bahwa ini adalah hal terakhir yang akan kami potong," Dominguez kata.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang AS-China Bisa Picu Krisis Ekonomi Global
Berbicara kepada CNBC International pada Kamis (11/10/2018) di pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali, Indonesia, Dominguez mengatakan bahwa AS harus mempertimbangkan bahwa tindakannya "mempengaruhi semua orang."
"Ini mempengaruhi seluruh dunia, modal mengalir kembali ke AS, dan kami terdampak di sini, dihukum untuk sesuatu yang kami lakukan dengan benar," katanya, menanggapi berita bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan the Fed sudah 'gila' terus menaikkan suku bunga.
Namun, Dominguez mengatakan bahwa negara Asia Tenggara berada dalam posisi "cukup bagus" untuk menghadapi pelemahan pasar negara berkembang. Dia merujuk ke cadangan devisa yang tinggi, sistem perbankan yang kuat dan posisi fiskal.
Filipina tidak akan memangkas belanja infrastrukturnya untuk mengurangi defisit belanja negara tetapi mencoba mengurangi pengeluaran non-infrasturktur, katanya.
![]() |
"Infrastruktur bagi kami adalah investasi yang sangat penting yang harus kami lakukan," katanya, seraya menambahkan bahwa belanja infrastruktur Filipina rata-rata hanya 2,3 persen dari PDB dalam 50 tahun terakhir.
"Ekonomi kita tersedak. Kami memiliki situasi lalu lintas yang sangat buruk, pelabuhan dan bandara kami perlu ditingkatkan ... Beberapa waktu di masa depan, kami harus berpikir ulang bahwa ini adalah hal terakhir yang akan kami potong," Dominguez kata.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang AS-China Bisa Picu Krisis Ekonomi Global
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular