Internasional
Bos The Fed Bikin Pasar Saham Rugi Rp 22.807 T!
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 October 2018 13:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memiliki kekuatan yang mampu membuat gemetar pasar seluruh dunia. Bila gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) itu mulai berbicara, pasar mulai khawatir.
Sejak Powell menjabat pada Februari, komentar publiknya telah merugikan pasar dalam bentuk raibnya kapitalisasi pasar hingga sekitar US$1,5 triliun atau Rp 22.807 triliun, menurut analisis JPMorgan.
[Gambas:Video CNBC]
Para ahli strategi bank tersebut secara khusus menyimpulkan bahwa ketika Powell memberikan sebuah konferensi pers setelah rapat penentuan kebijakan The Fed, Federal Open Market Committee (FOMC), indeks saham S&P 500 biasanya turun 0,44 poin persentase dan telah jatuh tiga kali selama tiga kali juga Powell berbicara kepada media.
Ketika ia menyampaikan pernyataan di hadapan Kongres AS atau pidato lainnya, penurunan rata-rata adalah 0,4 poin persentase, di mana indeks jatuh lima kali dari total sembilan total kali pernyataan publik. Dengan ditambah ketika Powell berbicara secara publik, saat itulah kerugian yang ia ciptakan mencapai angka US$1,5 triliun, CNBC International melaporkan.
Jika berlanjut, tren itu bisa mengkhawatirkan pasar. Jadwal penyampaian pernyataan publik Powell akan lebih banyak di 2019. Ia akan mulai menyelenggarakan konferensi pers setelah setiap pertemuan The Fed, bukan hanya tiga bulanan.
Alasan yang menyebabkan penurunan, menurut analisis tersebut, adalah kekhawatiran bahwa Powell dan The Fed tidak memahami kondisi saat ini.
"Secara khusus, pasar ekuitas kemungkinan menyiratkan bahwa The Fed meremehkan berbagai risiko, dan karenanya meningkatkan probabilitas tersirat dari The Fed dalam melakukan kesalahan kebijakan di masa depan," tulis Marko Kolanovic, kepala global strategi kuantitatif dan derivatif, dalam laporannya.
"Kemungkinan kesalahan kebijakan yang lebih tinggi menjadikan harga ekuitas lebih rendah saat kabar itu beredar."
Secara keseluruhan, pasar telah tumbuh cukup baik tahun ini.
S&P 500 telah naik sekitar 9,6%, meskipun The Fed menaikkan suku bunganya tiga kali. Powell telah berulang kali mengatakan proyeksi ekonomi tetap kuat dan bahwa ini adalah saat yang tepat bagi bank sentral untuk menormalkan kebijakan moneternya setelah bertahun-tahun bersikap ultra-akomodatif.
Namun, pasar tidak menyukai pendapat Powell, begitu juga Presiden AS Donald Trump.
Trump telah mengritik The Fed pada beberapa kesempatan, sebuah langkah yang tidak biasa bagi seorang presiden. Ia mengatakan khawatir desakan The Fed untuk menaikkan suku bunga dapat mengorbankan momentum pertumbuhan ekonomi yang telah dibangun sejak pemilu 2016.
Laporan JPMorgan mengatakan tampaknya ada hubungan langsung antara komentar Powell dan saham karena pasar telah mengalami perubahan pergerakan yang dapat dilihat pada hari-hari ketika gubernur Fed itu berbicara.
JPMorgan mengutip tiga pernyataan menyulitkan dari Powell: Bahwa harga saham dinilai terlalu tinggi (overvalued), bahwa kenaikan suku bunga diperlukan atau penting, dan bahwa pasar saham "menjual jaminan jika berkelanjutan." Kolanovic mengatakan hal itu menyiratkan The Fed tidak memahami struktur pasar dan mungkin telah terlalu lama ada di luar sistem.
"Jika investor fundamental mulai mempertanyakan siklusnya, sebuah aksi jual yang didorong secara teknikal bisa terjadi lebih parah dan lebih mungkin akan memberikan pukulan mematikan ke siklus ekonomi," tulisnya. "Struktur mikro baru pasar keuangan tidak akan memberi cukup waktu bagi The Fed untuk bereaksi."
CNBC International telah menghubungi Fed untuk meminta komentar.
(prm) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
Sejak Powell menjabat pada Februari, komentar publiknya telah merugikan pasar dalam bentuk raibnya kapitalisasi pasar hingga sekitar US$1,5 triliun atau Rp 22.807 triliun, menurut analisis JPMorgan.
[Gambas:Video CNBC]
Para ahli strategi bank tersebut secara khusus menyimpulkan bahwa ketika Powell memberikan sebuah konferensi pers setelah rapat penentuan kebijakan The Fed, Federal Open Market Committee (FOMC), indeks saham S&P 500 biasanya turun 0,44 poin persentase dan telah jatuh tiga kali selama tiga kali juga Powell berbicara kepada media.
Jika berlanjut, tren itu bisa mengkhawatirkan pasar. Jadwal penyampaian pernyataan publik Powell akan lebih banyak di 2019. Ia akan mulai menyelenggarakan konferensi pers setelah setiap pertemuan The Fed, bukan hanya tiga bulanan.
Alasan yang menyebabkan penurunan, menurut analisis tersebut, adalah kekhawatiran bahwa Powell dan The Fed tidak memahami kondisi saat ini.
"Secara khusus, pasar ekuitas kemungkinan menyiratkan bahwa The Fed meremehkan berbagai risiko, dan karenanya meningkatkan probabilitas tersirat dari The Fed dalam melakukan kesalahan kebijakan di masa depan," tulis Marko Kolanovic, kepala global strategi kuantitatif dan derivatif, dalam laporannya.
"Kemungkinan kesalahan kebijakan yang lebih tinggi menjadikan harga ekuitas lebih rendah saat kabar itu beredar."
Secara keseluruhan, pasar telah tumbuh cukup baik tahun ini.
S&P 500 telah naik sekitar 9,6%, meskipun The Fed menaikkan suku bunganya tiga kali. Powell telah berulang kali mengatakan proyeksi ekonomi tetap kuat dan bahwa ini adalah saat yang tepat bagi bank sentral untuk menormalkan kebijakan moneternya setelah bertahun-tahun bersikap ultra-akomodatif.
![]() Profil Gubernur The Fed Jerome Powell |
Trump telah mengritik The Fed pada beberapa kesempatan, sebuah langkah yang tidak biasa bagi seorang presiden. Ia mengatakan khawatir desakan The Fed untuk menaikkan suku bunga dapat mengorbankan momentum pertumbuhan ekonomi yang telah dibangun sejak pemilu 2016.
Laporan JPMorgan mengatakan tampaknya ada hubungan langsung antara komentar Powell dan saham karena pasar telah mengalami perubahan pergerakan yang dapat dilihat pada hari-hari ketika gubernur Fed itu berbicara.
JPMorgan mengutip tiga pernyataan menyulitkan dari Powell: Bahwa harga saham dinilai terlalu tinggi (overvalued), bahwa kenaikan suku bunga diperlukan atau penting, dan bahwa pasar saham "menjual jaminan jika berkelanjutan." Kolanovic mengatakan hal itu menyiratkan The Fed tidak memahami struktur pasar dan mungkin telah terlalu lama ada di luar sistem.
"Jika investor fundamental mulai mempertanyakan siklusnya, sebuah aksi jual yang didorong secara teknikal bisa terjadi lebih parah dan lebih mungkin akan memberikan pukulan mematikan ke siklus ekonomi," tulisnya. "Struktur mikro baru pasar keuangan tidak akan memberi cukup waktu bagi The Fed untuk bereaksi."
CNBC International telah menghubungi Fed untuk meminta komentar.
(prm) Next Article Jerome Powell, Kesabaran The Fed, & Semringahnya Wall Street
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular