
Analisis Teknikal
The Fed Naikkan Lagi Suku Bunga, Begini Proyeksi Arah IHSG
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
27 September 2018 08:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhirnya bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya pada Kamis (27/9/2018) pagi Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), sebesar 25 basis poin menjadi 2%-2,25%, dari sebelumnya 1,75%-2%.
Merespons kenaikan Fed Funds Rate yang kedelapan sejak 2015 itu, kami memperkirakan bursa saham nasional akan bergerak dalam tekanan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah dengan rentang pergerakan 5.873-5.798.
Potensi tersebut cukup terbuka seiring dengan bursa-bursa AS yang terkoreksi, yakni: Indeks Dow Jones (-0,68%), indeks S&P (-0,33%%) dan Nasdaq (-0,21%). Terlebih, Fed mengisyaratkan kebijakan hawkish ke depannya yang akan berdampak kurang menguntungkan bagi Indonesia.
Dolar AS berpeluang menguat terhadap mata uang negara lainnya termasuk rupiah. Pasalnya, kenaikan tersebut membuat investasi dalam bentuk dolar AS menjadi semakin menarik sehingga investor global akan melepas portofolio di bursa emerging market, termasuk Indonesia.
"Komite mengharapkan bahwa peningkatan bertahap secara bertahap akan konsisten dengan ekspansi berkelanjutan kegiatan ekonomi, kondisi pasar dengan tenaga kerja yang kuat dan inflasi simetris 2% menjadi tujuan komite selama jangka menengah," ujar Powell tadi pagi.
Patut ditunggu bagaimana Bank Indonesia (BI) menyikapi kenaikan suku bunga the Fed 25 basis poin tersebut. Rencananya hari ini BI akan mengumumkan kebijakan suku bunganya dalam rapat dewan gubernur (RDG) di Jakarta.
Secara teknikal, IHSG kembali dalam tekanan, karena masih bergerak di bawah garis rerata pergerakannya selama 5 hari (MA-5), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan (moving average/MA).
Pada perdagangan kemarin, IHSG dibuka turun 3 poin (-0,07%). Namun, indeks berbalik menguat hingga menyentuh level tertingginya di 5.908 (+0,58%) pada pukul 12:00 WIB.
Jika dilihat dari grafik penutupannya, indeks membentuk pola makam (gravestone doji), yang terbentuk karena indeks terjun bebas ke zona merah pasca-penutupan perdagangan pukul 16:15 WIB dengan koreksi sangat tipis sebesar 1 poin (-0,01%) ke level 5.873.
Pola makam dalam analisis teknikal mengindikasikan sinyal pelemahan pada perdagangan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Merespons kenaikan Fed Funds Rate yang kedelapan sejak 2015 itu, kami memperkirakan bursa saham nasional akan bergerak dalam tekanan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah dengan rentang pergerakan 5.873-5.798.
Potensi tersebut cukup terbuka seiring dengan bursa-bursa AS yang terkoreksi, yakni: Indeks Dow Jones (-0,68%), indeks S&P (-0,33%%) dan Nasdaq (-0,21%). Terlebih, Fed mengisyaratkan kebijakan hawkish ke depannya yang akan berdampak kurang menguntungkan bagi Indonesia.
"Komite mengharapkan bahwa peningkatan bertahap secara bertahap akan konsisten dengan ekspansi berkelanjutan kegiatan ekonomi, kondisi pasar dengan tenaga kerja yang kuat dan inflasi simetris 2% menjadi tujuan komite selama jangka menengah," ujar Powell tadi pagi.
Patut ditunggu bagaimana Bank Indonesia (BI) menyikapi kenaikan suku bunga the Fed 25 basis poin tersebut. Rencananya hari ini BI akan mengumumkan kebijakan suku bunganya dalam rapat dewan gubernur (RDG) di Jakarta.
![]() |
Pada perdagangan kemarin, IHSG dibuka turun 3 poin (-0,07%). Namun, indeks berbalik menguat hingga menyentuh level tertingginya di 5.908 (+0,58%) pada pukul 12:00 WIB.
Jika dilihat dari grafik penutupannya, indeks membentuk pola makam (gravestone doji), yang terbentuk karena indeks terjun bebas ke zona merah pasca-penutupan perdagangan pukul 16:15 WIB dengan koreksi sangat tipis sebesar 1 poin (-0,01%) ke level 5.873.
Pola makam dalam analisis teknikal mengindikasikan sinyal pelemahan pada perdagangan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular