Wall Street Terseret Kerasnya Retorika Dagang Trump

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
26 September 2018 06:34
Wall Street melemah pada perdagangan hari Selasa setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan kembali kebijakan perdagangannya yang keras.
Foto: REUTERS/Chip East
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas indeks-indeks acuan Wall Street melemah pada perdagangan hari Selasa (25/9/2018) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan kembali posisi kebijakan perdagangannya yang keras.

Dow Jones Industrial Average jatuh 0,26% ke 26.492,21, S&P 500 terkoreksi 0,13% menjadi 2.915,56, sementara Nasdaq Composite berhasil menguat 0,18% ke posisi 8.007,47 karena naiknya harga saham Amazon, Apple, dan induk Google, Alphabet.



Di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Trump mengatakan AS tidak lagi menoleransi pelanggaran perdagangan.

"Kami tidak akan membiarkan para pekerja kami menjadi korban, perusahaan kami dicurangi, dan kesejahteraan kami dijarah dan dialihkan," tambah Trump, CNBC International melaporkan.

Komentar Trump itu muncul setelah Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan Negeri Paman Sam siap untuk melanjutkan kesepakatan dagang dengan Meksiko tanpa Kanada. Ia menyampaikan bahwa perundingan dengan Kanada menemui jalan buntu.

Saham Ford dan General Motors anjlok masing-masing 2,1% dan 3,5% setelah pernyataan Lighthizer itu beredar.

Indeks-indeks utama Wall Street juga melemah dari posisi tertingginya setelah pidato Trump. Kecemasan terkait perdagangan telah menjadi sumber sentimen negatif investor sepanjang tahun ini yang menahan mereka untuk mengambil risiko.

Bursa AS sempat menguat hari Selasa setelah tingginya suku bunga mendorong penguatan saham-saham perbankan.

Imbal hasil obligasi negara AS bertenor 10 tahun naik menjadi 3,11% atau mendekati level tertingginya tahun ini. Kenaikan tersebut terjadi saat bank sentral AS Federal Reserve memulai rapat penentuan kebijakan moneternya.



Para analis memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps). Mereka juga akan memperhatikan sinyal-sinyal yang diberikan bank sentral terkait arah kebijakan moneter ke depannya.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular