Internasional
Hindari Bea Impor AS, Ford Justru Dorong Produksi di China
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
25 September 2018 18:41

Detroit, CNBC Indonesia - Pabrikan mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford sedang mempertimbangkan percepatan rencana untuk memproduksi lebih banyak model Lincoln di pabrik-pabrik China di tengah perang perdagangan yang memanas dengan Amerika Serikat (AS). Perang dagang telah membuat ekspor AS kurang menarik, kata seorang eksekutif senior Ford, Senin (24/9/2018).
Joseph Hinrichs, wakil presiden eksekutif Ford untuk operasi global, mengatakan tidak ada cara mudah dalam menyelesaikan sengketa perdagangan antara AS dan China.
Hari Senin, Presiden AS Donald Trump memberlakukan bea masuk tambahan terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.987 triliun). Hal ini mendorong aksi balasan dari Beijing terhadap US$60 miliar produk AS.
"Kami telah lama mendukung perdagangan yang seimbang dan bebas," kata Hinrichs, dilansir dari AFP. "Kami terus mendorong pemerintah AS dan pemerintah China bahwa semua orang berkepentingan dalam keberhasilan mengatasi perbedaan kedua negara."
Tetapi, ia mengatakan, "Saya percaya diskusi AS-China akan berlangsung dalam beberapa waktu."
Meningkatnya pertukaran bea masuk menyebabkan perusahaan kesulitan untuk merencanakan masa depan. Dengan bea masuk pada kendaraan yang diekspor ke China sekarang mencapai 40%, tidak ada rencana bisnis untuk mengekspor kendaraan dari Amerika Serikat, katanya.
"China adalah bisnis inti bagi kami," katanya, tetapi, "Anda sedang berbicara tentang dua ekonomi yang sangat kuat sehingga kita harus merencanakannya dengan sesuai."
Perusahaan telah merencanakan untuk meluncurkan kendaraan baru di China dalam rangka menahan penurunan penjualan di negara itu baru-baru ini, katanya.
Ford sebelumnya mengumumkan rencana pembatalan impor model Focus dari pabrik-pabrik China ke pasar AS karena pengenaan bea masuk.
(prm) Next Article Ford Pangkas 7.000 Karyawan
Joseph Hinrichs, wakil presiden eksekutif Ford untuk operasi global, mengatakan tidak ada cara mudah dalam menyelesaikan sengketa perdagangan antara AS dan China.
Hari Senin, Presiden AS Donald Trump memberlakukan bea masuk tambahan terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.987 triliun). Hal ini mendorong aksi balasan dari Beijing terhadap US$60 miliar produk AS.
Tetapi, ia mengatakan, "Saya percaya diskusi AS-China akan berlangsung dalam beberapa waktu."
![]() |
"China adalah bisnis inti bagi kami," katanya, tetapi, "Anda sedang berbicara tentang dua ekonomi yang sangat kuat sehingga kita harus merencanakannya dengan sesuai."
Perusahaan telah merencanakan untuk meluncurkan kendaraan baru di China dalam rangka menahan penurunan penjualan di negara itu baru-baru ini, katanya.
Ford sebelumnya mengumumkan rencana pembatalan impor model Focus dari pabrik-pabrik China ke pasar AS karena pengenaan bea masuk.
(prm) Next Article Ford Pangkas 7.000 Karyawan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular