
Analisis Teknikal
Tarif Baru AS Resmi Memukul China, IHSG Hadapi Tekanan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
24 September 2018 07:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Senin (24/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami pelemahan, dengan perkiraan rentang perdagangannya antara 5.898 hingga 5.970.
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis teknikal.
Dimulai dengan perkembangan pasar, Amerika Serikat (AS) mulai memberlakukan bea masuk sebesar 10% atas produk impor China senilai US$200 miliar per hari ini. Pada waktu yang sama, Beijing membalas mengenakan tarif yang sama atas produk impor asal AS, meski hanya senilai US$60 miliar.
Dimulai dengan perkembangan pasar, Amerika Serikat (AS) mulai memberlakukan bea masuk sebesar 10% atas produk impor China senilai US$200 miliar per hari ini. Pada waktu yang sama, Beijing membalas mengenakan tarif yang sama atas produk impor asal AS, meski hanya senilai US$60 miliar.
Dampak dari perang dagang tersebut tercermin dari pergerakan indeks bursa utama AS pada penutupan akhir pekan lalu yang bervariatif, antara lain: Indeks Dow Jones (+0,32%), S&P 500 (-0,04%) dan NASDAQ (-0,51%).
Berdasarkan analisis grafik, pada penutupan hari Jumat pekan lalu IHSG membentuk pola lilin berputar (spinning), karena ditutup hampir sama dengan level pembukaannya. Kemarin indeks ditutup naik 26 poin (+0,44%) ke level 5.957.
Pada hari ini, penguatan indeks berpotensi terhambat karena telah mulai memasuki area jenuh belinya (overbought) setelah kenaikan beruntun pekan lalu. Ruang penguatannya menjadi sempit menurut indikator teknikal stochastic slow.
Sepekan kemarin indeks mampu menguat 0,44% padahal di hari pertama pekan tersebut yakni pada Senin (17/9/2018) mengalami penurunan cukup dalam hingga 1,8%. Salah satunya karena Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit neraca perdagangan Agustus hingga US$1,02 miliar.
Indeks membalas dengan menguat berturut-turut pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat, karena perang dagang sedikit mereda ditambah dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS, sebesar 0,36% atau naik 54 poin selama sepekan ke Rp 14.816 per dolar AS Jumat lalu.
Data penjualan mobil yang meningkat sebesar 5,08% juga turut mendorong penguatan IHSG. Selanjutnya, investor asing membukukan beli bersih (net buy) Rp 1,2 triliun, membuat IHSG semakin menguat. Faktor-faktor tersebut membuat IHSG menutup pekan dengan sumringah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Berdasarkan analisis grafik, pada penutupan hari Jumat pekan lalu IHSG membentuk pola lilin berputar (spinning), karena ditutup hampir sama dengan level pembukaannya. Kemarin indeks ditutup naik 26 poin (+0,44%) ke level 5.957.
Pada hari ini, penguatan indeks berpotensi terhambat karena telah mulai memasuki area jenuh belinya (overbought) setelah kenaikan beruntun pekan lalu. Ruang penguatannya menjadi sempit menurut indikator teknikal stochastic slow.
![]() |
Indeks membalas dengan menguat berturut-turut pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat, karena perang dagang sedikit mereda ditambah dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS, sebesar 0,36% atau naik 54 poin selama sepekan ke Rp 14.816 per dolar AS Jumat lalu.
Data penjualan mobil yang meningkat sebesar 5,08% juga turut mendorong penguatan IHSG. Selanjutnya, investor asing membukukan beli bersih (net buy) Rp 1,2 triliun, membuat IHSG semakin menguat. Faktor-faktor tersebut membuat IHSG menutup pekan dengan sumringah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular