
Analisis Teknikal
Minim Sentimen Positif, Mampukah IHSG Menguat?
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 September 2018 06:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan hari ini, Rabu (5/9/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif dengan kecenderungan terkoreksi dalam rentang perdagangan antara 5.860 hingga 5.945.
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri maupun global terlihat belum mampu mengangkat IHSG.
Secara teknikal, pada penutupan kemarin indeks membentuk grafik berpola lilin hitam pendek (short black candle) yang memberikan sinyal cenderung menurun.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, indeks digambarkan cenderung melemah menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD). Menurut indikator stochastic slow, indeks belum mencapai level jenuh jualnya sehingga berpotensi kembali terkoreksi.
Kemarin, IHSG ditutup terkoreksi 62 poin (-1,04%) ke 5.905. Mengawali sesi I dengan kenaikan (gap up) sebesar 7 poin, IHSG kehilangan traksi penguatannya akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Hingga pukul 12:00 WIB di pasar spot, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.897 atau melemah 0,59% dibandingkan penutupan kemarin, menjadikan rupiah terlemah sejak 1998.
Memasuki sesi II, indeks acuan bursa saham ini cenderung menurun yang dipimpin indeks sektor keuangan yang menjadi pemberat IHSG dengan koreksi sebesar 1,23%. Indeks pun akhirnya terus turun hingga menyentuh level 5.889 (-1,32%) pada pukul 15:37 sekaligus sebagai level terendahnya kemarin.
Mengutip data bursa, nilai transaksi kemarin mencapai Rp 5,5 triliun. Investor asing kembali melanjutkan aksi jual bersihnya (net sell) sebesar Rp 311 miliar di pasar reguler.
Dari Amerika Serikat (AS), bursa utama Negeri Sam tersebut ditutup memerah di antaranya: Indeks Dow Jones (-0,05%), Nasdag (-0,23%), dan S&P 500 (-0,17%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri maupun global terlihat belum mampu mengangkat IHSG.
Secara teknikal, pada penutupan kemarin indeks membentuk grafik berpola lilin hitam pendek (short black candle) yang memberikan sinyal cenderung menurun.
![]() |
Hingga pukul 12:00 WIB di pasar spot, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.897 atau melemah 0,59% dibandingkan penutupan kemarin, menjadikan rupiah terlemah sejak 1998.
Memasuki sesi II, indeks acuan bursa saham ini cenderung menurun yang dipimpin indeks sektor keuangan yang menjadi pemberat IHSG dengan koreksi sebesar 1,23%. Indeks pun akhirnya terus turun hingga menyentuh level 5.889 (-1,32%) pada pukul 15:37 sekaligus sebagai level terendahnya kemarin.
Mengutip data bursa, nilai transaksi kemarin mencapai Rp 5,5 triliun. Investor asing kembali melanjutkan aksi jual bersihnya (net sell) sebesar Rp 311 miliar di pasar reguler.
Dari Amerika Serikat (AS), bursa utama Negeri Sam tersebut ditutup memerah di antaranya: Indeks Dow Jones (-0,05%), Nasdag (-0,23%), dan S&P 500 (-0,17%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article IHSG Cenderung Melemah di Tengah Koreksi Harga Batu Bara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular