
Ulangi IPO, Valuasi Duck King Lebih Murah Rp 505/Saham
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
17 September 2018 13:52

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Jaya Bersama Indo Tbk, pemilik restoran The Duck King Group, kembali menawarkan saham perusahaannya. Setelah sempat menggelar paparan publik pada Mei tahun ini dan kemudian menunda prosesnya, perseroan kembali menawarkan sahamnya kepada publik.
Dalam penawaran kali ini, perseroan sudah menetapkan harga Rp 505 dengan menawarkan 513,33 juta (40%) saham. Dengan harga itu, perseroan berpotensi mendapatkan dana segar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp 259,23 miliar.
Meskipun menggunakan laporan keuangan dan aset yang mirip dibandingkan ketika pertama kali menggelar paparan publik pada Mei, harga penawaran kali ini hanya 32,58%-25,89% dari harga penawaran lama Rp 1.550-Rp 1.950.
Jumlah dana yang berpotensi diraup perseroan juga terhitung mini jika dibanding target lama Rp 625,89 miliar-Rp 787,41 miliar.
Dana dari IPO rencananya akan digunakan perusahaan milik Itek Bachtiar tersebut untuk eskpansi usaha dari Asean (Vietnam, Kamboja, dan Myanmar) hingga ke China. Itek Bachtiar merupakan salah satu pendiri jasa penyedia informasi perdagangan bursa saham PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS).
Aset perusahaan per 2017 masih tercatat sama yaitu Rp 528,94 miliar, ekuitas Rp 318,22 miliar, pendapatan Rp 538,25 miliar, dan laba bersih Rp 71,77 miliar. Angka yang sedikit bergeser adalah jumlah saham beredar setelah IPO, di mana pada Mei dicatatkan 1,32 miliar saham, sedangkan kali ini 1,28 miliar saham.
Dari sisi valuasi, rasio harga saham per laba bersih menggunakan prediksi (forward price to earings ratio/forward PE ratio) pada penawaran IPO Mei lalu diumumkan 15x-18,5x. Dengan valuasi itu, maka prediksi laba bersih perseroan tahun ini adalah di kisaran Rp 111 miliar-Rp 172 miliar, dengan rerata Rp 140 miliar.
Dengan prediksi laba bersih yang sama dan dengan jumlah saham beredar yang baru, maka forward PE ratio perusahaan dalam IPO kali ini adalah 4,6x, sangat rendah dan sangat murah dibandingkan dengan IPO sebelumnya.
PE ratio adalah rasio menghitung berapa jumlah rupiah yang berniat dibayarkan investor untuk setiap rupiah laba bersih per saham yang dihasilkan si korporasi.
Dalam penawaran kali ini, perseroan menambah penjamin pelaksana emisi, dari sebelumnya hanya PT CGS-CIMB Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas, tapi sekarang ditambah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. The Duck King saat ini memilik beberapa varian restoran.
Selain Fook Yew, Panda Bowl, dan Imperial Chef, mereka juga sudah memiliki beberapa varian The Duck King yaitu The Grand Duck King Signatures, The Grand Duck King, serta The Duck King Noodle and Kitchen.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article Mau Beli Saham IPO The Duck King? Harganya Rp 1.550-Rp 1.950
Dalam penawaran kali ini, perseroan sudah menetapkan harga Rp 505 dengan menawarkan 513,33 juta (40%) saham. Dengan harga itu, perseroan berpotensi mendapatkan dana segar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp 259,23 miliar.
Dana dari IPO rencananya akan digunakan perusahaan milik Itek Bachtiar tersebut untuk eskpansi usaha dari Asean (Vietnam, Kamboja, dan Myanmar) hingga ke China. Itek Bachtiar merupakan salah satu pendiri jasa penyedia informasi perdagangan bursa saham PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS).
Aset perusahaan per 2017 masih tercatat sama yaitu Rp 528,94 miliar, ekuitas Rp 318,22 miliar, pendapatan Rp 538,25 miliar, dan laba bersih Rp 71,77 miliar. Angka yang sedikit bergeser adalah jumlah saham beredar setelah IPO, di mana pada Mei dicatatkan 1,32 miliar saham, sedangkan kali ini 1,28 miliar saham.
Dari sisi valuasi, rasio harga saham per laba bersih menggunakan prediksi (forward price to earings ratio/forward PE ratio) pada penawaran IPO Mei lalu diumumkan 15x-18,5x. Dengan valuasi itu, maka prediksi laba bersih perseroan tahun ini adalah di kisaran Rp 111 miliar-Rp 172 miliar, dengan rerata Rp 140 miliar.
Dengan prediksi laba bersih yang sama dan dengan jumlah saham beredar yang baru, maka forward PE ratio perusahaan dalam IPO kali ini adalah 4,6x, sangat rendah dan sangat murah dibandingkan dengan IPO sebelumnya.
PE ratio adalah rasio menghitung berapa jumlah rupiah yang berniat dibayarkan investor untuk setiap rupiah laba bersih per saham yang dihasilkan si korporasi.
Dalam penawaran kali ini, perseroan menambah penjamin pelaksana emisi, dari sebelumnya hanya PT CGS-CIMB Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas, tapi sekarang ditambah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. The Duck King saat ini memilik beberapa varian restoran.
Selain Fook Yew, Panda Bowl, dan Imperial Chef, mereka juga sudah memiliki beberapa varian The Duck King yaitu The Grand Duck King Signatures, The Grand Duck King, serta The Duck King Noodle and Kitchen.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/roy) Next Article Mau Beli Saham IPO The Duck King? Harganya Rp 1.550-Rp 1.950
Most Popular