
Viral Solidaritas Burger King-McD dkk, Ini Fakta Sedihnya

Jakarta, CNBC Indonsia - Kampanye solidaritas sempat ramai disuarakan perusahaan makanan cepat saji yang dimotori Burger King. Satu sama lain membuat meme untuk menggugah masyarakat membeli makanan dari restoran tersebut, termasuk meminta pelanggan membeli restoran saingannya, agar tetap bisa beroperasi dan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 menjadi tekanan bagi sektor makanan dan minuman alias food and beverages (F&B). Bahkan peluang untung bisnis restoran maupun makanan cepat saji semakin melemah seiring daya beli masyarakat yang mengecil akibat pandemi Covid-19.
Banyak restoran tutup lama bahkan permanen lantaran beban pengeluaran yang tak seimbang dengan omzet.
Ini bukan isapan jempol belaka, mari kita tengok kinerja emiten-emiten yang berada di industri ini.
Tercatat ada tiga emiten sektor ini yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ketiga emiten tersebut adalah, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan PT Jaya Bersama Indonesia Tbk (DUCK). Dan kinerja ketiga emiten ini ambles pada kuartal II-2020.
Ketiga perseroan belum menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2020. Namun laporan kuartal II sudah menunjukkan betapa terpukulnya perusahaan perusahaan tersebut.
Fast Food Indonesia, yang merupakan pemilik waralaba Kentuky Fried Chicken (KFC), pada kuartal II mengalami kerugian hingga Rp 142 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perseroan tercatat membukukan keuntungan Rp 157,52 miliar.
Pandemi covid-19 telah membuat pemerintah mengeluarkan keputusan menutup tempat-tempat umum, termasuk restoran cepat saji. Ini membuat pendapatan FAST anjlok 25,4% menjadi Rp 2,5 triliun dari Rp 3,37 triliun.
Lalu Sari Melati Kencana, pemilik restoran waralaba Pizza Hut di Indonesia. Labanya mengalami penurunan hingga 89,49% menjadi Rp 10,47 miliar saja, tahun lalu pada periode yang sama tercatat labanya sebesar Rp 99,65 miliar.
Setali tiga uang, pendapatan Sari Melati Kencana ambles 6,06% menjadi Rp 1,81 triliun dari Rp 1,94 triliun.
Nasib yang sama juga terjadi di pada pemilik restoran The Duck King, Jaya Bersama Indonesia. Laba perusahaan dengan kode saham DUCK ini ambles Rp 71,09% menjadi Rp 26,78 miliar dari Rp 92,64 miliar. Pendapatan perseroan tercatat ambles 62,08% menjadi Rp 152,80 miliar, dari sebelumnya Rp 402,91 miliar.
Ini memberikan gambaran kondisi sektor makanan dan minuman alias food and beverages memang sedang terpuruk.
