Perhatikan 6 Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 September 2018 17:26
Banjir Sentimen Global dari AS, Jepang, Eropa
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Pada empat hari selanjutnya, pelaku pasar bakal mencermati sentimen eksternal yang berdatangan di tengah minimnya sentimen berkekuatan besar dari dalam negeri untuk menggerakkan pasar. Sentimen selanjutnya, yakni sentimen ketiga, bakal muncul dari Amerika Serikat (AS).

Sepekan ke depan, AS akan mengumumkan data yang bisa menjadi acuan pergerakan investasi portofolio global. Pada Kamis waktu setempat, AS mengumumkan net capital flow Juli dan data kepemilikan asing di obligasi, serta neraca transaksi berjalan (current account) kuartal II.

Nantikan Data Inflasi JepangFoto: REUTERS/Issei Kato
Nantikan Data Inflasi Jepang
Dari sektor riil, pemerintah AS akan mengumumkan klaim pengangguran yang diperkirakan sebesar 208.000 atau naik dari sebelumnya 204.000. Jika data-data tersebut masih positif dan tak memicu kekhawatiran global, bursa saham dunia termasuk Indonesia masih akan menguat.

Sentimen keempat berdatangan dari Jepang di mana negara tersebut akan mengumumkan angka inflasi Agustus yang diperkirakan tumbuh 1% secara tahunan (year-on-year/YOY), naik dari sebelumnya 0,9%. Inflasi di Jepang menjadi sentimen positif karena mengindikasikan pertumbuhan konsumsi.


Secara bersamaan, investor juga perlu mencermati aliran investasi obligasi Jepang yang diperkirakan minus 141,9 miliar yen dari sebelumnya 297,6 miliar yen. Penurunan ini di tengah inflasi yang membaik berpeluang mendorong Jepang menaikkan bunga acuan.

Kelima, Presiden European Central Bank (ECB) akan berpidato pada Selasa waktu setempat, untuk memaparkan proyeksinya terhadap perekonomian Kawasan Uni Eropa. Pidato yang positif akan memicu bursa saham kawasan tersebut membaik, yang bakal berimbas ke Asia.

Saham sektor konsumer berpeluang menguat karena pemulihan ekonomi di Kawasan tersebut berpeluang mendongkrak permintaan komoditas ekspor andalan Indonesia seperti produk makanan olahan, cokelat, termasuk juga bahan baku otomotif.

Terakhir, perhatikan pengumuman pertumbuhan ekonomi Argentina kuartal II. Pelemahan ekonomi negara itu dari posisi sekarang 3,6% bakal memicu kekhawatiran bahwa mini krisis di negara itu belum akan segera usai.

Ini bisa menjadi sinyal negatif yang memicu investor global menarik dana mereka dari bursa negara berkembang, termasuk Indonesia, sembari menunggu konfirmasi bahwa situasi masih bakal terkendali.

TIM RISET CNCB INDONESIA

(ags/prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular