
Perhatikan 6 Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 September 2018 17:26

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan ini dengan naik 43 poin (+0,02%) ke 5.872, dengan akumulasi kenaikan selama sepekan sebesar 79 poin (+1,4%).
Selama lima hari ke depan, indeks bursa saham nasional ini berpeluang tertekan di awal pekan mengikuti arah sentimen global dan nasional yang kurang kondusif, tetapi mendapat angin segar di hari-hari terakhir perdagangan sepekan depan.
Berikut ini beberapa sentimen utama yang bakal menggerakkan pasar saham nasional yang dikompilasikan Tim Riset CNBC Indonesia hari Minggu (16/9/2018).
Sentimen pertama adalah data neraca perdagangan Agustus yang diumumkan awal pekan dan diperkirakan masih defisit sebesar US$680 juta menurut polling Reuters. Polling CNBC Indonesia juga menunjukkan bahwa neraca perdagangan masih tekor hingga US$540 juta.
Kabar buruk tersebut akan menekan rupiah yang biasanya juga menekan bursa saham karena emiten yang menggantungkan bahan bakunya dari impor atau memiliki kewajiban utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) akan tertekan kinerjanya.
Namun, peluang trading bisa terjadi pada saham-saham otomotif karena pada hari yang sama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan mengumumkan data penjualan mobil dan motor per Agustus.
Jika angkanya masih positif, melanjutkan pertumbuhan bulan lalu di mana penjualan mobil melonjak 26% menyentuh level tertinggi sepanjang masa, sebesar 107.431 unit, maka saham otomotif medapatkan alasan kuat untuk diakumulasi.
Sentimen kedua datang dari ranah moneter, di mana Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan statistik utang luar negeri per Juli berbarengan dengan data pertumbuhan kredit perbankan.
Utang luar negeri pemerintah dan BI pada akhir Juni 2018 mencapai US$179,73 miliar atau sekitar Rp 2.660 triliun. Separuh di antaranya merupakan utang pemerintah, dan sisanya utang swasta. Jika ada kejutan berupa lonjakan nilai utang, pasar bakal bereaksi negatif.
Di sisi lain, pelaku pasar tak berekspektasi bakal ada kenaikan kredit perbankan mengingat kondisi perekonomian masih defensif seperti sekarang. Mereka lebih mencermati efek kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate terhadap kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) ketimbang pada pertumbuhan kredit.
NEXT
Selama lima hari ke depan, indeks bursa saham nasional ini berpeluang tertekan di awal pekan mengikuti arah sentimen global dan nasional yang kurang kondusif, tetapi mendapat angin segar di hari-hari terakhir perdagangan sepekan depan.
Berikut ini beberapa sentimen utama yang bakal menggerakkan pasar saham nasional yang dikompilasikan Tim Riset CNBC Indonesia hari Minggu (16/9/2018).
Kabar buruk tersebut akan menekan rupiah yang biasanya juga menekan bursa saham karena emiten yang menggantungkan bahan bakunya dari impor atau memiliki kewajiban utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) akan tertekan kinerjanya.
Namun, peluang trading bisa terjadi pada saham-saham otomotif karena pada hari yang sama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan mengumumkan data penjualan mobil dan motor per Agustus.
Jika angkanya masih positif, melanjutkan pertumbuhan bulan lalu di mana penjualan mobil melonjak 26% menyentuh level tertinggi sepanjang masa, sebesar 107.431 unit, maka saham otomotif medapatkan alasan kuat untuk diakumulasi.
Sentimen kedua datang dari ranah moneter, di mana Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan statistik utang luar negeri per Juli berbarengan dengan data pertumbuhan kredit perbankan.
![]() Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) |
Di sisi lain, pelaku pasar tak berekspektasi bakal ada kenaikan kredit perbankan mengingat kondisi perekonomian masih defensif seperti sekarang. Mereka lebih mencermati efek kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate terhadap kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) ketimbang pada pertumbuhan kredit.
NEXT
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular