Internasional

Terungkap, Trump Pernah Suruh Cetak Uang untuk Bayar Utang AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 September 2018 11:40
Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan pendekatan penyelesaian masalah ekonomi tidak biasa yang dengan cepat dibantah oleh penasihat ekonomi utamanya.
Presiden AS Donald Trump (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNBC Indonesia - Predikat sebagai Presiden yang kontroversial nampaknya tidak bisa dijauhkan dari diri Donald Trump. Hal itu terbukti dari beberapa kejadian yang dimuat dalam buku yang baru saja diterbitkan dan mulai dijual pada Selasa (11/9/2018).

Sebagai kandidat presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berjanji akan menyeimbangkan anggaran federal dan mengurangi utang pemerintah. Namun janji-janji itu terbukti sulit untuk dipegang.



Setelah menang, Trump malah mempertimbangkan pendekatan tidak biasa yang dengan cepat dibantah oleh penasihat ekonomi utamanya. Semua itu terangkum dalam buku baru karya jurnalis veteran Bob Woodward, "Fear: Trump in the White House".

"Jalankan saja mesin pencetak - cetak uang," kata Trump, seperti yang ditulis Woodward dalam bukunya. Woodward menyebut kalimat itu disampaikan dalam pertemuan membahas utang nasional bersama Gary Cohn, mantan direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih.

Dalam bukunya, Woodward juga menulis Cohn membantah perintah Trump dengan mengatakan, "Anda tidak bisa melakukan itu... Kita memiliki defisit besar dan itu penting. Pemerintah tidak menjaga neraca dengan cara seperti itu."

Kemudian Woodward menyebut Cohn "kaget pada kurangnya pemahaman dasar Trump".

Hal itu adalah salah satu dari banyak gambaran tentang Trump yang dituliskan di buku wartawan investigatif itu. Buku itu diakui menggambarkan Gedung Putih yang kacau, dan seorang presiden dengan para pembantu utamanya,yang prihatin dengan perilaku dan pengambilan keputusan sang pemimpin.

Mantan penasihat ekonomi Donald Trump, Gary CohnFoto: Reuters
Mantan penasihat ekonomi Donald Trump, Gary Cohn
Beberapa orang terdekat Trump telah mempertanyakan keakuratan buku itu, namun Woodward terus berkeras bahwa ia menyampaikan laporan dengan jujur. Bahkan di bab awal buku, Woodward menulis karyanya itu didasarkan pada hasil dari ratusan jam wawancara dengan tokoh-tokoh yang dimuatnya dan juga beberapa orang yang mengetahui langsung peristiwa-peristiwa itu.

Namun, dilansir dari CNBC International, Cohn pada hari Selasa itu juga langsung membantah keakuratan buku itu.

"Buku ini tidak secara akurat menggambarkan pengalaman saya di Gedung Putih. Saya bangga dengan pelayanan saya dalam Pemerintahan Trump, dan saya terus mendukung Presiden dan agenda ekonominya," kata mantan bankir Goldman Sachs itu kepada Axios.

Sementara itu, Trump telah membantah kebenaran buku itu dengan menyebutnya sebagai "penipuan" yang diisi dengan kutipan yang "dibuat-buat".

Dalam buku itu juga dituliskan bahwa Trump juga mengemukakan ide untuk mengambil keuntungan dari kenaikan suku bunga baru-baru ini.

"Kita hanya perlu meminjam banyak uang, menahannya, dan kemudian melepasnya untuk menghasilkan uang," kata Trump.

Trump juga menegaskan bahwa dia tidak senang dengan kebijakan bank sentral Federal Reserve saat ini yang menaikkan suku bunga kembali ke level historis setelah menahannya selama satu dekade sejak krisis keuangan tahun 2008. Cohn mengatakan dia mendukung langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga, seperti dikutip dari buku Woodward.

Trump, dalam buku itu, kemudian mengatakan kepada Cohn bahwa dia tidak akan memilih Cohn untuk menjadi gubernur The Fed.



"Tidak apa-apa," kata Cohn, mengutip isi buku Woodward. "Ini pekerjaan terburuk di Amerika."

Seperti yang diketahui, Trump memilih Jerome Powell untuk menggantikan Janet Yellen sebagai Gubernur The Fed. Namun, presiden telah mengritik The Fed karena menaikkan suku bunga saat ekonomi menguat.

"Saya tidak senang," katanya kepada CNBC International dalam wawancara di bulan Juli. "Karena (ekonomi) kami tumbuh dan setiap kali tumbuh, mereka ingin menaikkan suku bunga lagi. Saya benar-benar tidak - saya tidak senang tentang itu. Tetapi pada saat yang sama saya membiarkan mereka melakukan apa yang mereka rasa terbaik."
(prm) Next Article Wow, Utang AS Tembus Rp 311.228 Triliun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular