
PGN-Pertagas Mulai Integrasi Pipa Tahun Ini
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
10 September 2018 16:49

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PGN Tbk (PGAS) akan segera melakukan integrasi infrastruktur pipa gas dengan PT Pertamina Gas (Pertagas). Perusahaan akan segera menyelesaikan proses akusisi akhir September ini, agar dapat membentuk sub-holding.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan, proses integrasi pipa tersebut akan mulai dilakukan tahun ini, dan dimulai dari tiga titik yang akan dibuat interkoneksi.
"Untuk pipa kami sudah merancang integrasi pipanisasi Pertagas dan PGN. Titiknya akan kami buatkan tie-in baik pipa Pertagas dan PGN agar bisa interkoneksi. Di 2018, ada tiga poin yang kita interkoneksi. Lalu, kami juga akan melakukan integrasi dan kelola gas nasional, baik sistem informasi dan penyaluran," terang Dilo kepada media saat dijumpai usai RUPSLB PGN di Jakarta, Senin (10/9/2018).
Adapun, Direktur Komersial PGN Danny Praditya menambahkan, integrasi dan subholding gas ini dilakukan supaya bisa dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat, tidak hanya industri tetapi juga rumah tangga dan industri. Harapannya dengan integrasi dan tata kelola niaga yang baik, gas bumi bisa ditata dengan tertib.
"Secara intensif kami akan koordinasi dengan regulator. Konektivitas juga, dan suistanability pasokan. Ujungnya, kami bisa support industri nasional untuk bisa bersaing. Selain itu, untuk BUMN lain seperti PLN, terutama untuk energi primernya, kami bisa merencanakan yang integrasi dan bisa meningkatkan efektivitas dalam mengelola energi, jadi bauran energi bisa tercapai juga," pungkas Danny.
Sebelumnya, Berdasarkan data dari Kementerian BUMN yang dipaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, dengan integrasi kedua perusahaan penyalur gas ini, maka akan ada penambahan panjang jaringan pipa mencapai 9.677 km, yang mencakup 14 provinsi dan 55 kabupaten/kota.
Total gas yang dikelola pun akan bertambah menjadi tiga miliar cfd. Selain itu, dengan integrasi, berarti akan ada 12 SPBG dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). "Kegiatan utamanya nanti ini akan tergabung transmisi, storage, trading, dan lainnya," ujar Deputi Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno kepada media saat dijumpai di Gedung MPR/DPR, Jakarta, kemarin.
Di samping itu, dengan integrasi dua perusahaan gas pelat merah ini, maka akan ada dua fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), yakni FSRU Lampung, dan FSRU Cilacap yang merupakan rencana pengembangan ke depannya.
"Infrastruktur terkonsolidasi mencakup 96% dari total infrastruktur hilir gas bumi Indonesia," tambah Fajar.
(gus) Next Article Jadi Holding Migas, PGN Bidik Pendapatan US$ 1 M
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan, proses integrasi pipa tersebut akan mulai dilakukan tahun ini, dan dimulai dari tiga titik yang akan dibuat interkoneksi.
Adapun, Direktur Komersial PGN Danny Praditya menambahkan, integrasi dan subholding gas ini dilakukan supaya bisa dimanfaatkan oleh kalangan masyarakat, tidak hanya industri tetapi juga rumah tangga dan industri. Harapannya dengan integrasi dan tata kelola niaga yang baik, gas bumi bisa ditata dengan tertib.
"Secara intensif kami akan koordinasi dengan regulator. Konektivitas juga, dan suistanability pasokan. Ujungnya, kami bisa support industri nasional untuk bisa bersaing. Selain itu, untuk BUMN lain seperti PLN, terutama untuk energi primernya, kami bisa merencanakan yang integrasi dan bisa meningkatkan efektivitas dalam mengelola energi, jadi bauran energi bisa tercapai juga," pungkas Danny.
Sebelumnya, Berdasarkan data dari Kementerian BUMN yang dipaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, dengan integrasi kedua perusahaan penyalur gas ini, maka akan ada penambahan panjang jaringan pipa mencapai 9.677 km, yang mencakup 14 provinsi dan 55 kabupaten/kota.
Total gas yang dikelola pun akan bertambah menjadi tiga miliar cfd. Selain itu, dengan integrasi, berarti akan ada 12 SPBG dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). "Kegiatan utamanya nanti ini akan tergabung transmisi, storage, trading, dan lainnya," ujar Deputi Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno kepada media saat dijumpai di Gedung MPR/DPR, Jakarta, kemarin.
Di samping itu, dengan integrasi dua perusahaan gas pelat merah ini, maka akan ada dua fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), yakni FSRU Lampung, dan FSRU Cilacap yang merupakan rencana pengembangan ke depannya.
"Infrastruktur terkonsolidasi mencakup 96% dari total infrastruktur hilir gas bumi Indonesia," tambah Fajar.
(gus) Next Article Jadi Holding Migas, PGN Bidik Pendapatan US$ 1 M
Most Popular