Rubel Turun Dalam, Dubes Rusia: Sama dengan Rupiah
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 September 2018 14:20
Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Rusia untuk Indonesia menegaskan bahwa perekonomian negaranya tetap stabil meskipun dihantui sanksi Amerika Serikat (AS) dan mata uangnya anjlok dalam terhadap dolar. Ia juga mengatakan alasan melemahnya rubel, tidak jauh dengan alasan pelemahan rupiah.
"Tentu saja depresiasi rubel dipengaruhi oleh alasan yang sama dengan penurunan rupiah Indonesia, tetapi saya ingin mengatakan bahwa situasi ekonomi di Rusia cukup stabil," kata Duta Besar Lyudmila Vorobieva di kantornya, Rabu (5/9/2018).
"Faktor ekonomi makro cukup positif dan inflasi sangat rendah, secara historis sangat rendah di Rusia modern, dan kami memiliki pertumbuhan moderat yang sedikit lebih rendah dari 2%, yang merupakan tanda bahwa ekonomi telah beradaptasi dengan baik..." tambahnya.
Saat disinggung mengenai dampak sanksi AS terhadap Rusia, Vorobieva mengatakan baik pemerintah maupun bank sentral Rusia tidak mengharapkan adanya kejadian luar biasa sebagai dampak sanksi itu.
AS telah menjatuhkan sanksi kepada beberapa individu dan perusahaan Negeri Beruang Merah sebagai imbas dari kejadian peracunan mantan agen mata-mata Rusia di Inggris.
Rubel telah terdepresiasi 15,1% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, menurut data Thomson Reuters. Hingga pukul 14.09 WIB hari ini, mata uang Rusia telah melemah 0,51% terhadap greenback.
Dalam briefing bulanan bersama media hari ini, Vorobieva juga menyampaikan apresiasinya terhadap kesuksesan Asian Games 2018 yang baru saja diselenggarakan di Indonesia.
"Indonesia telah sukses menyelenggarakan Asian Games dan itu merupakan sebuah pencapaian," tuturnya.
(prm) Next Article Rusia Merana, Rubel Sentuh Posisi Terendah dalam 2 Tahun
 Foto: Dubes Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva (CNBC Indonesia/Rehia Sebayang)Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva |
"Faktor ekonomi makro cukup positif dan inflasi sangat rendah, secara historis sangat rendah di Rusia modern, dan kami memiliki pertumbuhan moderat yang sedikit lebih rendah dari 2%, yang merupakan tanda bahwa ekonomi telah beradaptasi dengan baik..." tambahnya.
AS telah menjatuhkan sanksi kepada beberapa individu dan perusahaan Negeri Beruang Merah sebagai imbas dari kejadian peracunan mantan agen mata-mata Rusia di Inggris.
Rubel telah terdepresiasi 15,1% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, menurut data Thomson Reuters. Hingga pukul 14.09 WIB hari ini, mata uang Rusia telah melemah 0,51% terhadap greenback.
Dalam briefing bulanan bersama media hari ini, Vorobieva juga menyampaikan apresiasinya terhadap kesuksesan Asian Games 2018 yang baru saja diselenggarakan di Indonesia.
"Indonesia telah sukses menyelenggarakan Asian Games dan itu merupakan sebuah pencapaian," tuturnya.
(prm) Next Article Rusia Merana, Rubel Sentuh Posisi Terendah dalam 2 Tahun
Most Popular