Rupiah Tembus Rp 14.900/US$, Broker Rekomendasikan Saham Ini

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
05 September 2018 08:32
Rupiah Tembus Rp 14.900/US$, Broker Rekomendasikan Saham Ini
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan yang lumayan dahsyat kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah sama-sama melemah tajam dan mencatatkan kinerja terburuk di Asia. 


Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup amblas 1,04% ke level 5.905,03. IHSG menjadi terkucil di Asia karena indeks bursa saham lainnya mampu membukukan penguatan.

Lalu, bagaimana broker memandang pergerakan IHSG pada hari ini, setelah melemahnya kedua indikator tersebut. Simak tulisan berikut beserta rekomendasi broker untuk perdagangan saham hari ini.



IHSG (-1.04%) ditutup turun 62,28 poin di level 5905,30 dengan sektor industri dasar (-2.44%) dan Infrastruktur (-1.89%) memimpin pelemahan. Rupiah terdepresiasi ke level terendah sejak tahun 1998 di level 14.935 (-0.81%). Hal ini terjadi akibat kekhawatiran yang memuncak pasca krisis Turki dan Argentina karena terkena dampak apresiasi USD memperburuk.

Defisit neraca pembayaran dari GDP kuartal pertama tahun ini cukup besar di level 2,04% yang diekspektasikan semakin melebar akibat aksi jual aset investor asing memperpanjang permintaan USD di dalam negeri. Investor asing tercatat net sell Rp 428,48 miliar.

Minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,3% menjadi US$ 70,70 per barel setelah hambatan produksi akibat ancaman badai di AS. Selanjutnya Investor akan lebih terfokus pada data indeks kinerja sektor jasa di semua penjuru dunia.

Secara teknikal, pergerakan IHSG terkonfirmasi melemah setelah break out support MA20 dan tertahan pada level MA50 yang juga merupakan lower bollinger bands. Target pelemahan pertama pada fibonacci 38,2% dimana jika level saat ini break out atau kembali melemah IHSG akan cenderung mengalami tekanan dengan target support hingga kisaran 5.800. 

Indikator Stochastic bergerak bearish setelah golden-cross ada area overbought sehingga diperkirakan IHSG akan mencoba menguat dengan bergera terkonsolidasi pada perdagangan selanjutnya. Rentan pergerakan berada di level 5800-5950. 

Saham-saham yang masih dapat menjadi perhatian diantaranya: ANTM, INCO, TRAM, BRPT, GGRM, PTBA.



IHSG saat ini sedang terus berusaha menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik. Support level terlihat cukup kuat teruji sehingga peluang penguatan masih terbuka cukup lebar. 

Kondisi fundamental perekonomian terlihat dari data terlansir masih menunjukkan berada dalam kondisi stabil sehingga dapat menjadi katalis positif bagi berlangsungnya penguatan IHSG hingga beberapa waktu mendatang, Adapun proyeksi IHSG hari ini adalah 5.872 - 6.226.

Adapun untuk menu perdagangan hari ini adalah; JSMR, TLKM, HMSP, PWON, SCMA, SMCB, TOTL, ADHI dan WIKA.



Hari ini, pasar akan didominasi oleh sentimen mengenai perang dagang, yakni Presiden Amerika Donald Trump akan mengumumkan penerapan tarif baru senilai US$ 200 miliar terhadap produk produk tambahan China yang siap dilaksanakan pada Kamis, 6 September 2018. 

Di tengah penantian pemberlakuan ini, perundingan Amerika dan Kanada terkait NAFTA juga mengalami jalan buntu, meskipun pembicaraan akan dilanjutkan pada akhir pekan ini. Apabila Kanada tetap pada keputusannya, maka Trump akan menandatangani kesepakatan bilateral bersama meksiko. 

Sentimen global lainnya adalah krisis ekonomi Turki dan Argentina, pemilu Brazil, serta reformasi pajak dan tanah di Afrika Selatan.

Di beberapa Bank Buku IV kemarin, dolar AS telah diperjualbelikan di atas Rp 15.000. Untuk mendukung penguatan rupiah, pemerintah akan memaksa eksportir untuk memulangkan devisa hasil ekspor dan mengkonversinya ke rupiah dalam jangka waktu tertentu. 

Apapun caranya, yang dibutuhkan adalah dorongan jangka pendek terhadap Rupiah, sehingga mampu menahan pelemahan lebih lanjut dari rupiah yang sedang tak berdaya. 

Gubernur Bank Indonesia pun menyampaikan, focus jangka pendek adalah menstabilkan Rupiah serta lebih intensif dalam melakukan intervensi. Secara teknikal, indeks IHSG berpotensi melemah dengan support dan resisten di level 5.834-5.959. 



Rupiah yang nyaris menyentuh level psikologis Rp 15.000, menjadi salah pemicu kecemasan para investor di BEI. Meski pelemahan rupiah ini bersamaan dengan depresiasi yang melanda beberapa mata uang Asia. Berkenaan dengan anjloknya rupiah pemerintah menegaskan akan terus meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga perekonomian.

Pemerintah berencana menunda sejumlah proyek infrastruktur yang banyak mengandung bahan baku impor. Pemerintah sudah membuat daftar proyek infrastruktur yang kemungkinan ditunda pengerjaannya dan segera akan diambil keputusannya.

Dari luar negeri, keputusan Amerika Serikat (AS) memberikan pengecualian atas pengenaan 25% tarif impor untuk 19 produk baja jenis carbon and alloy dan stainless steel asal Indonesia. Kebijakan tersebut diberikan pasca upaya diplomasi yang dilancarkan pemerintah Indonesia dalam lawatannya ke AS pada 23 hingga 27 Juli lalu.

Presiden AS Donald Trump tetap bersikukuh bahwa perdagangan bebas Amerika Utara alias NAFTA telah merugikan negaranya. Sebelumnya Trump memperingatkan Kongres untuk tidak ikut campur dalam pembicaraan NAFTA.

Perang dagang AS yang dikhawatirkan akan meluas tidak hanya dengan China, tetapi juga Kanada dan Uni Eropa. Sementara itu, pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Kanada akan dimulai kembali pada Rabu.

Rupiah yang rawan terkoreksi dan diikuti ketidakpasatian perang dagang dan kebijakan Trump kembali mejadi pemicu tekanan bagi IHSG pada perdagangan saham hari ini.Adapun proyeksi IHSG akan berada pada level 5.780-6.049.

Adapun untuk rekomendasi saham adalah;

GGRM: Beli

• Close 72900, TP 73550

• Boleh buy di level 71650-72900

• Resistance di 73550 & support di 71650

• Waspadai jika tembus di 71650

• Batasi resiko di 69750

JSMR: Beli

• Close 4540, TP 4570

• Boleh buy di level 4480-4540

• Resistance di 4570 & support di 4480

• Waspadai jika tembus di 4480

• Batasi resiko di 4390

BBRI: Beli

• Close 3110, TP 3180

• Boleh buy di level 3070-3110

• Resistance di 3180 & support di 3070

• Waspadai jika tembus di 3070

• Batasi resiko di 2960

BMRI: Beli

• Close 6575, TP 6725

• Boleh buy di level 6425-6575

• Resistance di 6725 & support di 6425

• Waspadai jika tembus di 6425

• Batasi resiko di 6125

ADRO: Beli

• Close 1805, TP 1845

• Boleh buy di level 1785-1805

• Resistance di 1845 & support di 1785

• Waspadai jika tembus di 1785

• Batasi resiko di 1725

WSKT: Beli

• Close 1865, TP 1895

• Boleh buy di level 1845-1865

• Resistance di 1895 & support di 1845

• Waspadai jika tembus di 1845

• Batasi resiko di 1795



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular