
Kabar Buruk Menguar dari Negara Berkembang
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 September 2018 07:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah krisis mata uang di Turki dan Argentina, kini Afrika Selatan resmi jatuh dalam resesi dan semakin menekan pasar negara berkembang. Tak hanya menekan negara-negara peers, situasi ini juga membuat para pelaku pasar di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) ikut ketar-ketir.
Pada hari Selasa (4/9/2018), badan statistik Afrika Selatan mengumumkan penyusutan produk domestik bruto (PDB) di kuartal kedua tahun ini sebesar 0,7%. Pada kuartal sebelumnya, perekonomian terbesar di benua Afrika ini juga terkontraksi 2,6%.
"Kami berada dalam resesi. Kami melaporkan kontraksi pada kuartal pertama ... dan sekarang pada kuartal kedua dengan penurunan 0,7%," kata Kepala Ahli Statistik Afrika Selatan Risenga Maluleke, dikutip dari CNBC International.
Resesi adalah kondisi di mana suatu negara mengalami kontraksi ekonomi dalam dua kuartal beruntun pada tahun yang sama.
Mata uang Afrika Selatan, rand, amblas 3,3% pada perdagangan kemarin menyusul pengumuman data tersebut. Rand sudah anjlok 16,7% sejak awal tahun ini.
Kabar buruk dari Afrika itu membuat kondisi negara-negara berkembang semakin suram.
Pada hari Senin, Presiden Argentina Mauricio Macri mengumumkan langkah darurat untuk menyeimbangkan anggaran negara tahun depan. Upaya itu termasuk pengenaan pajak baru untuk ekspor dan pemangkasan belanja negara.
Upaya itu dilakukan sebagai bagian dari komitmen negara itu kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengurangi defisit fiskal sebagai syarat program bantuan pinjaman.
Peso Argentina melemah lebih dari 3% menyusul beredarnya kabar tersebut. Mata uang negara Lionel Messi ini kembali turun 1,22% terhadap dolar AS di hari Selasa.
Di seberang samudera, Turki juga masih bergulat dengan pelemahan mata uangnya, lira, dan inflasi yang kembali melejit.
Inflasi Turki melonjak menjadi 17,9% di Agustus dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Angka tersebut naik dari 15,85% di Juli, menurut kantor statistik Turki TUIK.
Bank sentral Turki berjanji akan mengambil langkah untuk memerangi risiko kestabilan harga dalam rapat kebijakan selanjutnya di bulan ini. Pernyataan ini semakin meninggikan harapan akan adanya kenaikan suku bunga yang selama ini dikritik keras oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak, yang juga adalah menantu Erdogan, menegaskan bank sentral tetap independen dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kestabilan harga.
"Bank sentral di Turki sudah, sepertinya, lebih independen daripada bank sentral di negara lain, dan itu akan terus berlanjut di periode ini dengan mengambil langkah-langkah guna meneruskan independensi ini," kata Albayrak kepada Reuters.
Hari Selasa, lira Turki kembali melemah 0,15%. Mata uang ini telah kehilangan separuh dari nilainya sepanjang tahun 2018 saja.
Rupee India juga kembali menyentuh posisi terendahnya hari Senin dan diperdagangkan di 71,21 terhadap dolar AS. Belum ada tanda-tanda bank snetral India, Reserve Bank of India, akan turun tangan membendung penurunan mata uang India di pasar.
Rupee kembali turun dalam 0,51% hari Selasa ke posisi 71,56 dan menjadikan pelemahannya mencapai lebih dari 12% sepanjang tahun ini.
Dari dalam negeri, rupiah kembali menyentuh rekor terendahnya pada perdagangan hari Selasa.
Pada penutupan perdagangan di pasar spot kemarin, US$1 dibanderol Rp 14.930. Rupiah melemah 0,81% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Posisi rupiah ini adalah yang terlemah sejak Juli 1998, kala Indonesia babak-belur dihajar krisis ekonomi-sosial-politik.
Posisi terlemah rupiah ada di Rp 14.940/US$ sedangkan terkuatnya adalah Rp 14.815/US$ pada perdagangan hari Selasa.
(prm) Next Article Argentina Juara Copa America, tapi Mata Uangnya Jadi Terburuk
Pada hari Selasa (4/9/2018), badan statistik Afrika Selatan mengumumkan penyusutan produk domestik bruto (PDB) di kuartal kedua tahun ini sebesar 0,7%. Pada kuartal sebelumnya, perekonomian terbesar di benua Afrika ini juga terkontraksi 2,6%.
"Kami berada dalam resesi. Kami melaporkan kontraksi pada kuartal pertama ... dan sekarang pada kuartal kedua dengan penurunan 0,7%," kata Kepala Ahli Statistik Afrika Selatan Risenga Maluleke, dikutip dari CNBC International.
Mata uang Afrika Selatan, rand, amblas 3,3% pada perdagangan kemarin menyusul pengumuman data tersebut. Rand sudah anjlok 16,7% sejak awal tahun ini.
![]() Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa |
Pada hari Senin, Presiden Argentina Mauricio Macri mengumumkan langkah darurat untuk menyeimbangkan anggaran negara tahun depan. Upaya itu termasuk pengenaan pajak baru untuk ekspor dan pemangkasan belanja negara.
Upaya itu dilakukan sebagai bagian dari komitmen negara itu kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengurangi defisit fiskal sebagai syarat program bantuan pinjaman.
![]() Pertumbuhan Ekonomi Argentina |
Di seberang samudera, Turki juga masih bergulat dengan pelemahan mata uangnya, lira, dan inflasi yang kembali melejit.
Inflasi Turki melonjak menjadi 17,9% di Agustus dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Angka tersebut naik dari 15,85% di Juli, menurut kantor statistik Turki TUIK.
Bank sentral Turki berjanji akan mengambil langkah untuk memerangi risiko kestabilan harga dalam rapat kebijakan selanjutnya di bulan ini. Pernyataan ini semakin meninggikan harapan akan adanya kenaikan suku bunga yang selama ini dikritik keras oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak, yang juga adalah menantu Erdogan, menegaskan bank sentral tetap independen dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kestabilan harga.
"Bank sentral di Turki sudah, sepertinya, lebih independen daripada bank sentral di negara lain, dan itu akan terus berlanjut di periode ini dengan mengambil langkah-langkah guna meneruskan independensi ini," kata Albayrak kepada Reuters.
Hari Selasa, lira Turki kembali melemah 0,15%. Mata uang ini telah kehilangan separuh dari nilainya sepanjang tahun 2018 saja.
Rupee India juga kembali menyentuh posisi terendahnya hari Senin dan diperdagangkan di 71,21 terhadap dolar AS. Belum ada tanda-tanda bank snetral India, Reserve Bank of India, akan turun tangan membendung penurunan mata uang India di pasar.
Rupee kembali turun dalam 0,51% hari Selasa ke posisi 71,56 dan menjadikan pelemahannya mencapai lebih dari 12% sepanjang tahun ini.
![]() Ilustrasi rupiah dan dolar AS |
Dari dalam negeri, rupiah kembali menyentuh rekor terendahnya pada perdagangan hari Selasa.
Pada penutupan perdagangan di pasar spot kemarin, US$1 dibanderol Rp 14.930. Rupiah melemah 0,81% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Posisi rupiah ini adalah yang terlemah sejak Juli 1998, kala Indonesia babak-belur dihajar krisis ekonomi-sosial-politik.
Posisi terlemah rupiah ada di Rp 14.940/US$ sedangkan terkuatnya adalah Rp 14.815/US$ pada perdagangan hari Selasa.
(prm) Next Article Argentina Juara Copa America, tapi Mata Uangnya Jadi Terburuk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular