Internasional

Demi Topang Lira, Turki Naikkan Pajak Deposito Valas

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
31 August 2018 17:21
urki menaikkan pajak terhadap deposito valuta asing guna menopang lira yang melemah.
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Istanbul, CNBC Indonesia - Pada hari Jumat (31/8/2018), Turki menaikkan pajak terhadap deposito valuta asing guna menopang lira yang melemah. Langkah tersebut tertuang dalam keputusan presiden yang dipublikasikan di lembaran negara.

Pajak withholding atas deposito mata uang asing hingga enam bulan dinaikkan menjadi 20% dari 18%. Sementara itu, pajak atas deposito mata uang asing bertenor hingga satu tahun ditingkatkan menjadi 16% dari 15% dengan keputusan yang diberlakukan pada hari Jumat.



Pajak atas deposito simpanan mata uang lira hingga enam bulan diturunkan menjadi 5% dari 15%, pajak atas deposito lira hingga satu tahun juga diturunkan menjadi 3% dari 12%. Sementara pajak atas deposito lira yang lebih dari satu tahun diturunkan menjadi 0% dari 10%.

Kabar tersebut membantu lira sedikit rebound dari pelemahan sebelumnya, sehingga mata uang itu diperdagangkan 6,5 lira terhadap dolar dan 7,6 lira terhadap euro pada hari Jumat.

Nilai tukar lira sudah melemah nyaris 5% pada hari Kamis (30/8/2018) dengan diperdagangkan sekitar 6,7 lira terhadap dolar. Pelemahan itu terjadi di tengah kekhawatiran tentang pengunduran diri wakil gubernur bank sentral Turki.

Bank sentral mengabaikan tekanan untuk menaikkan suku bunga, meski lira terperosok dan inflasi naik nyaris 16%.



Media Turki melaporkan pada hari Kamis bahwa wakil gubernur bank sentral Erkan Kilimci mundur dari jabatan yang sudah didudukinya selama dua tahun belakangan untuk bekerja di Bank Pembangunan Turki (Development Bank of Turkey).

Dengan peraturan baru tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun diminta memilih seorang wakil gubernur pengganti.

Kilimci adalah satu dari empat wakil Gubernur bank sentral Murat Cetinkaya. Ia dan tim duduk di komite kebijakan moneter yang menentukan suku bunga.

Para analis mengatakan kenaikan suku bunga dibutuhkan untuk menghentikan krisis lira. Namun Erdogan, yang sempat menyebut suku bunga "alat eksploitasi", menentang segala bentuk tindakan yang melemahkan pertumbuhan.

(prm) Next Article Gejolak Turki Bikin Sri Mulyani 'Was-was'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular