
Bangun Kawasan Huni Kertajati, PP Properti Kucurkan Rp 150 M
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
29 August 2018 15:23

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PP Properti Tbk (PPRO) telah mengeluarkan modal awal senilai Rp 150 miliar untuk pengembangan hunian aerocity di kawasan Bandar Udara Kertajati dengan target seluas 300 hektar.
Saat ini, perseroan telah melakukan pembebasan lahan seluas 130 hektar dengan sistem penukaran modal dengan lahan ke anak usahanya yang mengerjakan proyek tersebut.
"Jadi ini sistemnya usaha gabungan (Joint Venture/JV) ya, jadi total itu Rp 187 miliar jadi porsi dari partner yaitu PT Bandara Internasional Jawa Barat Aerocity Development (BIJB AD). Jadi itu semua digunakan untuk membeli lahan," ungkap Indaryanto Direktur Keuangan PPRO usai paparan publik di acara Investor Summit, Rabu (29/8/18).
Sementara itu, dana yang diperoleh perusahaan dalam melakukan pengembangan awal proyek berasal dari kas internal. Dana tersebut juga bagian dari total target anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini senilai Rp 1,8 triliun.
Hingga semester I tahun ini, perseroan telah menggelontorkan belanja modal senilai Rp 900 miliar. "Untuk pembangunan pertama nanti satu tower sekitar 30 hektar luasnya, pembagunannya dimulai akhir tahun ini, untuk tempat keberangkatan yang mau berangkat haji dan umroh. Di sana nanti untuk sebagain orang Jawa Barat dan Jawa Tengah sebelum berangkat," tambahnya.
Diperkirakan, selain tower tersebut perseroan juga akan memperluas area wilayah aerocity dengan membangun fasilitas seperti perkantoran, hunian hingga area komersial untuk menunjang aktivitas dari Bandara Kertajati.
Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 20%
Perseroan pada tahun ini menargetkan kenaikan pendapatan penjualan bersih hingga 20% dibandingkan tahun lalu. Nilai tersebut didorong dengan target pra penjualan atau marketing sales perseroan senilai Rp 3,8 triliun atau tumbuh hingga 30% pada tahun ini.
"Target kami sampai akhir tahun untuk marketing sales saja, kira-kira sudah terlampaui. Karena sudah kelihatan tanda-tandanya dengan pencapaian marketing sales senilai Rp 2,5 triliun pada semester I tahun ini," ujar Indaryanto.
Sementara itu, perseroan menargetkan laba bersih tumbuh sekitar 15% hingga 20% dibandingkan laba bersih pada tahun lalu.
Dukungan relaksasi loan to value (LTV) yang diterapkan pemerintah dinilai menjadi angin segar dalam peningkatan pra penjualan dari perseroan. Selain itu, perseroan saat ini juga berfokus dalam pengembangan aset lahan (landbank) yang telah dimilikinya saat ini yaitu sebesar 297 hektar pada akhir 2017.
"Kalau 2016 dan 2017 kami fokus untuk ekspansi lahan, nah mulai tahun ini hingga tahun epan kami fokus untuk mengelola landbank yang telah dimiliki. Jadi kira-kira strateginya product development di tahun-tahun berikutnya," tambah Indaryanto.
Saat ini, perseroan telah melakukan pembebasan lahan seluas 130 hektar dengan sistem penukaran modal dengan lahan ke anak usahanya yang mengerjakan proyek tersebut.
"Jadi ini sistemnya usaha gabungan (Joint Venture/JV) ya, jadi total itu Rp 187 miliar jadi porsi dari partner yaitu PT Bandara Internasional Jawa Barat Aerocity Development (BIJB AD). Jadi itu semua digunakan untuk membeli lahan," ungkap Indaryanto Direktur Keuangan PPRO usai paparan publik di acara Investor Summit, Rabu (29/8/18).
Diperkirakan, selain tower tersebut perseroan juga akan memperluas area wilayah aerocity dengan membangun fasilitas seperti perkantoran, hunian hingga area komersial untuk menunjang aktivitas dari Bandara Kertajati.
Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 20%
Perseroan pada tahun ini menargetkan kenaikan pendapatan penjualan bersih hingga 20% dibandingkan tahun lalu. Nilai tersebut didorong dengan target pra penjualan atau marketing sales perseroan senilai Rp 3,8 triliun atau tumbuh hingga 30% pada tahun ini.
"Target kami sampai akhir tahun untuk marketing sales saja, kira-kira sudah terlampaui. Karena sudah kelihatan tanda-tandanya dengan pencapaian marketing sales senilai Rp 2,5 triliun pada semester I tahun ini," ujar Indaryanto.
Sementara itu, perseroan menargetkan laba bersih tumbuh sekitar 15% hingga 20% dibandingkan laba bersih pada tahun lalu.
Dukungan relaksasi loan to value (LTV) yang diterapkan pemerintah dinilai menjadi angin segar dalam peningkatan pra penjualan dari perseroan. Selain itu, perseroan saat ini juga berfokus dalam pengembangan aset lahan (landbank) yang telah dimilikinya saat ini yaitu sebesar 297 hektar pada akhir 2017.
"Kalau 2016 dan 2017 kami fokus untuk ekspansi lahan, nah mulai tahun ini hingga tahun epan kami fokus untuk mengelola landbank yang telah dimiliki. Jadi kira-kira strateginya product development di tahun-tahun berikutnya," tambah Indaryanto.
(roy) Next Article Erick Thohir Rombak Direksi PTPP, Novel Arsyad Jadi Dirut
Most Popular