
Pendapatan Xiaomi Pasca-IPO Naik Dua Kali Lipat
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
23 August 2018 14:23

Beijing/Singapura, CNBC Indonesia - Perusahaan telekomunikasi asal China, Xiaomi Inc, membuat para investor terkesan dengan lonjakan pendapatan kuartalannya. Kenaikan itu didorong oleh kuatnya permintaan ponsel pintar (smartphone) terjangkau di pasar berkembang.
Alhasil, harga saham perusahaan pun naik 7,2% pada hari Kamis (23/8/2018).
Untuk diketahui, Xiaomi berhasil menyaingi Samsung Electronics sebagai penjual smartphone tertinggi di India pada awal tahun ini.
Dalam laporan keuangan pertamanya sebagai perusahaan terbuka, Xiaomi pada hari Rabu (22/8/2018) mengatakan pendapatan dari pasar luar negeri untuk kuartal yang berakhir tanggal 30 Juni mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat secara tahunan (year-on-year/yoy).
Laporan keuangan itu kemungkinan akan meredakan beberapa kekhawatiran tentang kemampuan Xiaomi dalam mempertahankan pesatnya laju pertumbuhan pendapatannya.
Sebagai catatan, penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang diperhatikan berbagai kalangan di bulan Juni membuat perusahaan memiliki nilai hampir setengah dari US$100 miliar (Rp 1.462 triliun) yang diproyeksi para analis industri.
"Laporan keuangan Xiaomi kuat, dan ini mengejutkan pasar," kata Dany Wu selaku analis di Fubon Research dalam sebuah catatan broker, Reuters melaporkan.
"Peluang pasar luar negeri sangat besar, yang menyediakan potensi pertumbuhan yang besar sekali untuk Xiaomi baik [di bidang] hardware [perangkat keras] maupun software [piranti lunak]. Meski terdapat penurunan margin, menurut kami ini adalah kompromi terhadap cepatnya perkembangan di keseluruhan lini produk," katanya.
Margin kotor perusahaan di kuartal kedua turun 2 poin persentase menjadi 12,5% karena laba yang stabil di bisnis layanan internet gagal mengimbangi penurunan bisnis hardware. Bisnis hardware Xiaomi termasuk penjualan smartphone dan perangkat terkoneksi internet, seperti televisi pintar (smart TV) dan skuter elektronik.
Xiaomi, yang menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari ponsel pintar, mempertahankan harga yang rendah supaya bisa tumbuh dengan pesat di pasar-pasar negara berkembang. Pasalnya, di pasar-pasar tersebut Xiaomi sudah mengambil alih posisi Samsung dan Apple Inc.
Xiaomi juga ingin dipandang sebagai sebuah perusahaan berbasis internet dan berharap smartphone-nya akan mendorong trafik ke toko aplikasinya sendiri dalam jangka panjang. Upaya itu dilakukan untuk menggerakkan bisnis berbasis software dan periklanan di platformnya.
Tetap saja, beberapa investor masih skeptis karena mereka memperoleh keuntungan yang terbatas dari saham Xiaomi. Sebab, harga sahamnya saat IPO berada di posisi HK$17 (Rp 31.666). Pada hari Kamis, harga saham sudah mengalami kenaikan mendekati 2% dari harga IPO menjadi HK$18,96.
Sementara perusahaan mengirim 32 juta smartphone di kuartal tersebut yang naik yoy 44%, laju pertumbuhan pengirimannya melambat dengan tajam dari 117% yang dicatat di kuartal pertama.
Saham Xiaomi diperdagangkan 37 kali sebelum laporan keuangan tahunan, jauh di atas Apple dan Samsung yang masing-masing diperdagangkan 18 dan enam kali.
"Kami yakin laporan keuangan Kuartal II-2018 tidak terlalu meyakinkan valuasi yang sudah memperhitungkan semua faktor premium untuk bersaing dengan para pemimpin global [di bidangnya]," kata Arun George selaku analis teknologi yang mempublikasikan platform penelitian mandiri bernama Smartkarma.
Investor bullish di Xiaomi yakin aset utama perusahaan adalah trafik pengguna ketimbang perangkat, kata George. Dia mengatakan sejauh ini perusahaan belum bisa menunjukkan mereka siap menumbuhkan trafik pengguna dengan meningkatkan volume penjualan produk yang harganya kompetitif, khususnya smartphone.
Pendapatan Xiaomi untuk kuartal itu naik menjadi 45,24 miliar yuan (Rp 96,3 triliun) dari 26,88 miliar yuan. Sementara itu, pendapatan internasionalnya adalah 16,4 miliar yuan yang menyumbang lebih dari sepertiga pendapatan total.
Perusahaan mencatatkan laba bersih senilai 14,63 miliar yuan untuk periode tersebut dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar 11,97 miliar yuan di periode yang sama tahun sebelumnya.
(prm) Next Article Xiaomi Ajukan IPO dengan Potensi Nilai Terbesar di Dunia
Alhasil, harga saham perusahaan pun naik 7,2% pada hari Kamis (23/8/2018).
Untuk diketahui, Xiaomi berhasil menyaingi Samsung Electronics sebagai penjual smartphone tertinggi di India pada awal tahun ini.
Laporan keuangan itu kemungkinan akan meredakan beberapa kekhawatiran tentang kemampuan Xiaomi dalam mempertahankan pesatnya laju pertumbuhan pendapatannya.
Sebagai catatan, penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang diperhatikan berbagai kalangan di bulan Juni membuat perusahaan memiliki nilai hampir setengah dari US$100 miliar (Rp 1.462 triliun) yang diproyeksi para analis industri.
"Laporan keuangan Xiaomi kuat, dan ini mengejutkan pasar," kata Dany Wu selaku analis di Fubon Research dalam sebuah catatan broker, Reuters melaporkan.
"Peluang pasar luar negeri sangat besar, yang menyediakan potensi pertumbuhan yang besar sekali untuk Xiaomi baik [di bidang] hardware [perangkat keras] maupun software [piranti lunak]. Meski terdapat penurunan margin, menurut kami ini adalah kompromi terhadap cepatnya perkembangan di keseluruhan lini produk," katanya.
Margin kotor perusahaan di kuartal kedua turun 2 poin persentase menjadi 12,5% karena laba yang stabil di bisnis layanan internet gagal mengimbangi penurunan bisnis hardware. Bisnis hardware Xiaomi termasuk penjualan smartphone dan perangkat terkoneksi internet, seperti televisi pintar (smart TV) dan skuter elektronik.
Xiaomi, yang menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari ponsel pintar, mempertahankan harga yang rendah supaya bisa tumbuh dengan pesat di pasar-pasar negara berkembang. Pasalnya, di pasar-pasar tersebut Xiaomi sudah mengambil alih posisi Samsung dan Apple Inc.
Xiaomi juga ingin dipandang sebagai sebuah perusahaan berbasis internet dan berharap smartphone-nya akan mendorong trafik ke toko aplikasinya sendiri dalam jangka panjang. Upaya itu dilakukan untuk menggerakkan bisnis berbasis software dan periklanan di platformnya.
Tetap saja, beberapa investor masih skeptis karena mereka memperoleh keuntungan yang terbatas dari saham Xiaomi. Sebab, harga sahamnya saat IPO berada di posisi HK$17 (Rp 31.666). Pada hari Kamis, harga saham sudah mengalami kenaikan mendekati 2% dari harga IPO menjadi HK$18,96.
Sementara perusahaan mengirim 32 juta smartphone di kuartal tersebut yang naik yoy 44%, laju pertumbuhan pengirimannya melambat dengan tajam dari 117% yang dicatat di kuartal pertama.
Saham Xiaomi diperdagangkan 37 kali sebelum laporan keuangan tahunan, jauh di atas Apple dan Samsung yang masing-masing diperdagangkan 18 dan enam kali.
"Kami yakin laporan keuangan Kuartal II-2018 tidak terlalu meyakinkan valuasi yang sudah memperhitungkan semua faktor premium untuk bersaing dengan para pemimpin global [di bidangnya]," kata Arun George selaku analis teknologi yang mempublikasikan platform penelitian mandiri bernama Smartkarma.
Investor bullish di Xiaomi yakin aset utama perusahaan adalah trafik pengguna ketimbang perangkat, kata George. Dia mengatakan sejauh ini perusahaan belum bisa menunjukkan mereka siap menumbuhkan trafik pengguna dengan meningkatkan volume penjualan produk yang harganya kompetitif, khususnya smartphone.
Pendapatan Xiaomi untuk kuartal itu naik menjadi 45,24 miliar yuan (Rp 96,3 triliun) dari 26,88 miliar yuan. Sementara itu, pendapatan internasionalnya adalah 16,4 miliar yuan yang menyumbang lebih dari sepertiga pendapatan total.
Perusahaan mencatatkan laba bersih senilai 14,63 miliar yuan untuk periode tersebut dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar 11,97 miliar yuan di periode yang sama tahun sebelumnya.
(prm) Next Article Xiaomi Ajukan IPO dengan Potensi Nilai Terbesar di Dunia
Most Popular