Internasional

Jerman Cemas Terkena Dampak Krisis Lira Turki

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 August 2018 12:07
Jerman adalah investor asing terbesar kedua di Turki yang mitra dagang terbesarnya adalah Uni Eropa.
Foto: REUTERS/Murad Sezer
Berlin, CNBC Indonesia - Krisis mata uang Turki menimbulkan risiko tambahan bagi perekonomian Jerman. Ekonomi Jerman saat ini telah tertekan oleh perselisihan dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan kemungkinan Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan, kata kementerian keuangan Jerman hari Senin (20/8/2018).

Lira Turki telah kehilangan hampir 40% nilainya terhadap dolar AS tahun ini setelah terpukul oleh keretakan diplomatik yang memburuk dengan Negeri Paman Sam dan oleh kekhawatiran investor akan pengaruh Presiden Recep Tayyip Erdogan atas kebijakan moneter negara itu.

[Gambas:Video CNBC]

Jerman adalah investor asing terbesar kedua di Turki yang mitra dagang terbesarnya adalah Uni Eropa.

"Risiko tetap ada khususnya berkaitan dengan ketidakpastian tentang apakah Brexit akan berjalan dengan baik serta kebijakan perdagangan AS di masa depan," kata kementerian itu dalam laporan bulanannya. "Perdebatan terus-menerus tentang tarif dan ancaman perang dagang mencekik aktivitas perdagangan."


"Perkembangan ekonomi di Turki menghadirkan risiko eksternal ekonomi yang baru," tambahnya, dilansir dari Reuters.

Meskipun ada risiko seperti itu, ekonomi Jerman tetap stabil saat ini, didukung oleh tingginya belanja negara, konsumsi rumah tangga, suku bunga rendah, pasar tenaga kerja yang kuat, dan kenaikan upah riil.

Sektor korporasi juga diperkirakan akan meningkatkan investasi karena ekonomi global tetap dalam kondisi baik meskipun ada ancaman perang dagang, tambahnya.
(prm) Next Article Jelang Pemilu, Lira Turki Anjlok 5%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular