Internasional

Krisis Lira Turki, China Beri Dukungan untuk Erdogan

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
17 August 2018 20:09
China berharap seluruh pihak terkait akan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara mereka melalui dialog.
Foto: CNBC
Jakarta, CNBC Indonesia - China menjadi negara terbaru yang menyampaikan simpatinya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di saat Turki sedang mengalami depresiasi mata uang yang parah dan perseteruan tarif perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Yi mengatakan negaranya percaya Turki memiliki "kemampuan untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang sementara ini," menurut terjemahan pernyataan yang diunggah di situs kementerian hari Jumat (17/8/2018) dan dikutip CNBC International.

[Gambas:Video CNBC]

Ia berharap seluruh pihak terkait akan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara mereka melalui dialog.

Pernyataan itu muncul setelah beredar kabar adanya pembicaraan di telepon antara Erdogan dan Kanselir Jerman Angela Merkel pekan ini. Merkel disebut menawarkan untuk mempererat hubungan di antara kedua negara.

Mata uang Turki, Lira, anjlok 20% di hari Jumat pekan lalu terhadap dolar AS setelah Presiden Donald Trump mengumumkan akan melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium Turki. Langkah itu ia ambil setelah Turki menolak membebaskan pastor AS Andrew Brunson yang ditahan dengan tuduhan terlibat dalam kudeta terhadap Erdogan tahun 2016.


Presiden Rusia Vladimir Putin adalah salah satu orang pertama yang dihubungi Erdogan hari itu sehingga meningkatkan spekulasi bahwa pemimpin Turki itu sedang mendekati Moskow saat hubungannya dengan AS memanas.

Negeri yang berada di perbatasan Asia dan Eropa itu juga mendapat tawaran investasi dari Qatar US$15 miliar ((Rp 218,9 triliun) hari Rabu pekan ini.

Sementara itu, raksasa perbankan milik negara asal China ICBC dilaporkan memberi pinjaman US$3,6 miliar kepada Turki bulan Juli lalu. Utang itu disebut ditujukan untuk sektor energi dan transportasi.

Ketika ditanya mengenai investasi tersebut oleh wartawan, Lu Yi mengatakan China selalu mementingkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan keuangan dengan Turki.

Pemerintah akan selalu mendukung perusahaan-perusahaan China dan Turki untuk bekerja sama dalam berbagai proyek berdasarkan aturan pasar, ujarnya.

Lira telah kehilangan hampir 40% nilainya sepanjang tahun ini dan situasi itu dikhawatirkan akan menular ke pasar negara-negara berkembang lainnya.

Erdogan telah lama dikritik investor karena menginginkan bunga rendah saat inflasi meroket. Inflasi Turki di bulan Juli tercatat lebih dari 15%, jauh di atas target bank sentral sebesar 5%.
(prm) Next Article Pak Erdogan, Mata Uang Lira Anjlok 12,6% dalam Semalam!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular