
Kuota Produksi Ditambah, Saham Batu Bara Kok Biasa Saja?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
16 August 2018 10:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah pemerintah menambah kuota produksi batu bara beberapa perusahaan sebanyak-banyaknya 25 juta ton, tak memengaruhi kinerja harga saham batu bara.
Pada perdagangan hari ini gerak saham produsen batu bara cenderung bervariasi. Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tercatat naik 2,32% ke level harga Rp 4.170/saham dengan volume perdagangan saham mencapai 24,53 juta saham senilai Rp 100,87 miliar.
Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) malah terkoreksi 1,8% ke level harga Rp 1.815/saham. Saham PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) hanya naik 0,09%, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) stagnan di level Rp 222/saham, sama juga dengan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) stagnan di level harga Rp 20.000/saham.
Kemarin tersiar kabar, pemerintah telah menyetujui penambahan kuota produksi batubara, dan sudah ada beberapa perusahaan batubara telah mengajukan untuk menambah produksi mereka sebanyak 25 juta ton.
Hal ini ditujukan untuk meningkatkan ekspor dan memperkuat rupiah. "Rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) sudah ditandatangani oleh Pak Menteri (RKAB). Dari 485 juta ton (RKAB 2018) yang sekarang tambah 25 juta ton. Diharapkan akan ada tambahan devisa US$ 1,5 miliar, dan uangnya tidak diam di luar negeri," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi kepada media saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira mengatakan, pihaknya masih akan mempertahankan kuota produksi perusahaan sesuai dengan rencana kerja.
"Produksi Adaro jangka panjang juga akan flat, karena Adaro fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan," ujar Ira, sapaannya, ketika dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (16/8/2018).
Lebih lanjut, Ira menuturkan, secara jangka panjang strategi Adaro pun tidak berubah. Ia menyebutkan, produksi batu bara Adaro setiap tahunnya relatif stabil, walaupun ada tren kenaikan harga, dan target produksi batubara tahun ini tetap sesuai rencana kerja perusahaan yaitu sebesar 54-56 juta ton.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya tengah mengkaji apakah akan menambah produksi atau tidak.
"Iya, mudah-mudahan (bisa ditambah). Tergantung kesiapan peralatan dan transportasi. Sekarang sedang kami hitung dulu, baru nanti kami ajukan (tambahan produksi)," ucap Arviyan kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Kamis (16/8/2018).
(hps/wed) Next Article Batu Bara Rekor, Saham Produsennya Malah Kena Aksi Tarik Cuan
Pada perdagangan hari ini gerak saham produsen batu bara cenderung bervariasi. Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tercatat naik 2,32% ke level harga Rp 4.170/saham dengan volume perdagangan saham mencapai 24,53 juta saham senilai Rp 100,87 miliar.
Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) malah terkoreksi 1,8% ke level harga Rp 1.815/saham. Saham PT Indo Tambangraya Tbk (ITMG) hanya naik 0,09%, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) stagnan di level Rp 222/saham, sama juga dengan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) stagnan di level harga Rp 20.000/saham.
Hal ini ditujukan untuk meningkatkan ekspor dan memperkuat rupiah. "Rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) sudah ditandatangani oleh Pak Menteri (RKAB). Dari 485 juta ton (RKAB 2018) yang sekarang tambah 25 juta ton. Diharapkan akan ada tambahan devisa US$ 1,5 miliar, dan uangnya tidak diam di luar negeri," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi kepada media saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira mengatakan, pihaknya masih akan mempertahankan kuota produksi perusahaan sesuai dengan rencana kerja.
"Produksi Adaro jangka panjang juga akan flat, karena Adaro fokus untuk menjaga cadangan batubara dalam jangka panjang demi pengembangan bisnis pembangkit listrik ke depan," ujar Ira, sapaannya, ketika dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (16/8/2018).
Lebih lanjut, Ira menuturkan, secara jangka panjang strategi Adaro pun tidak berubah. Ia menyebutkan, produksi batu bara Adaro setiap tahunnya relatif stabil, walaupun ada tren kenaikan harga, dan target produksi batubara tahun ini tetap sesuai rencana kerja perusahaan yaitu sebesar 54-56 juta ton.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya tengah mengkaji apakah akan menambah produksi atau tidak.
"Iya, mudah-mudahan (bisa ditambah). Tergantung kesiapan peralatan dan transportasi. Sekarang sedang kami hitung dulu, baru nanti kami ajukan (tambahan produksi)," ucap Arviyan kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Kamis (16/8/2018).
(hps/wed) Next Article Batu Bara Rekor, Saham Produsennya Malah Kena Aksi Tarik Cuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular