Internasional
Balas Trump, Turki Naikkan Tarif Impor Produk AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
15 August 2018 12:16

Istanbul, CNBC Indonesia - Turki telah menaikkan tarif impor terhadap beberapa produk asal Amerika Serikat (AS) dengan alasan prinsip timbal balik (resiprokal).
Hari Jumat pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mendukung pengenaan bea impor yang lebih tinggi terhadap impor baja dan aluminium dari Turki sebagai akibat memanasnya hubungan kedua negara.
Turki dan AS tidak mencapai kata sepakat terkait nasib pastor AS Andrew Brunson yang ditahan karena diduga terlibat aksi kudeta melawan Presiden Recep Tayyip Erdogan tahun 2016.
Mata uang Turki, lira, langsung anjlok hari Jumat hingga 18% sebelum akhirnya mampu menguat pada hari Selasa.
Lira telah terjun bebas sejak awal tahun ini. Mata uang ini telah anjlok sekitar 33% sejak awal 2018 akibat besarnya stimulus fiskal, meroketnya inflasi, lebarnya defisit neraca berjalan, dan ketegangan Turki dengan Amerika Serikat (AS), CNBC International melaporkan.
(roy) Next Article Mata Uang Negeri Erdogan Anjlok, Terlemah Sepanjang Sejarah!
Langkah itu diambil "sebagai respons atas serangan oleh pemerintahan AS terhadap ekonomi kami," kata Wakil Presiden Fuat Oktay di akun twitter-nya hari Rabu (15/8/2018), tulis Reuters.
[Gambas:Video CNBC]
Hari Selasa, Erdogan menyerukan boikot terhadap berbagai produk elektronik AS sebagai balasan atas sanksi dari Negeri Paman Sam.
[Gambas:Video CNBC]
Hari Selasa, Erdogan menyerukan boikot terhadap berbagai produk elektronik AS sebagai balasan atas sanksi dari Negeri Paman Sam.
Hari Jumat pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia mendukung pengenaan bea impor yang lebih tinggi terhadap impor baja dan aluminium dari Turki sebagai akibat memanasnya hubungan kedua negara.
Mata uang Turki, lira, langsung anjlok hari Jumat hingga 18% sebelum akhirnya mampu menguat pada hari Selasa.
Lira telah terjun bebas sejak awal tahun ini. Mata uang ini telah anjlok sekitar 33% sejak awal 2018 akibat besarnya stimulus fiskal, meroketnya inflasi, lebarnya defisit neraca berjalan, dan ketegangan Turki dengan Amerika Serikat (AS), CNBC International melaporkan.
(roy) Next Article Mata Uang Negeri Erdogan Anjlok, Terlemah Sepanjang Sejarah!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular