Pemerintah Ambil Utang Rp 16,5 T dari Lelang Obligasi

Chandra Gian Asmara & Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
14 August 2018 18:54
Yield obligasi negara 10 tahun sudah menembus level psikologis baru, level 8% dan masih tetap menarik minat investor.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melepas Rp 16,5 triliun dari lelang rutin obligasi rupiah hari ini, masih di dalam rentang target Rp 10 triliun-Rp 20 triliun serta diklaim tak terpengaruh krisis Turki.

Rilis Kemenkeu menunjukkan penawaran yang masuk Rp 34,37 triliun dalam lelang rutin tersebut dan pemerintah menerbitkan Rp 16,5 triliun.

Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan mengatakan hasil lelang obligasi negara pemerintah sepertinya tak terpengaruh dari dinamika ketidakpastian ekonomi global, khususnya dari krisis Turki.

Scenaider tak memungkiri, imbal hasil (yield) obligasi negara 10 tahun memang telah menembus level psikologis baru yaitu di level 8%. Namun, hal tersebut ternyata tetap menarik minat investor.

Hasil Lelang Surat Berharga Negara (SBN)
14-Aug-18SPN12181115SPN12190606FR0063FR0064FR0065FR0075
Jatuh tempo15-Nov-186-Jun-1915-May-2315-May-2815-May-3315-May-38
Yield rerata tertimbang5.248%6.100%7.869%8.070%8.440%8.484%
Penawaran masuk 8,1797,5456,7035,7984,3081,843
Penawaran dimenangkan 3,0003,0003,9503,1003,000450
Target indikatif10,000
Target maksimal20,000
Total penawaran masuk 34,376
Penerbitan 16,500

"Artinya, market masih melihat fundamental kita. Data-data masih bagus. Pertumbuhan ekonomi kita kemarin bagus sekali," jelasnya kepada wartawan hari ini (14/8/18).

Dia tidak menyangkal ada kekhawatiran pada data fundamental makroekonomi dalam negeri khususnya data defisit neraca berjalan (CAD), tetapi dia optimistis kondisi akan membaik ke depannya setelah langkah-langkah diambil pemerintah dalam menyikapinya.

Jumlah permintaan yang di atas target penerbitan hari ini ternyata masuk ke dalam rentang prediksi dua analis efek surat utang yaitu Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas I Made Adi Saputra dan Analis Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra.

Hari ini, kondisi pasar juga masih menunjukkan koreksi harga sehingga tingkat imbal hasil (yield) di pasar terangkat. Dari empat seri acuan obligasi (bond) pemerintah, koreksi harga terbesar terjadi pada seri acuan 20 tahun dan 15 tahun, yaitu 24 basis poin (bps) dan 16 bps menjadi 8,4% dan 8,39%.

Dua seri lain yaitu acuan 10 tahun dan 5 tahun masing-masing mengalami kenaikan yield 10 bps dan 9 bps menjadi 8% dan 7,82%.

Karena itu, kemungkinan kondisi pasar yang melemah lebih memberi angin pada sisi investor dibanding sisi pemerintah dalam lelang hari ini. Hal tersebut juga dapat terlihat dari yield pemenangan tertimbang dari seri yang dilelang pemerintah yang berada di atas pasar dan di atas prediksi kedua analis.
Foto: CNBC Indonesia
Jumlah penerbitan Rp 16,5 triliun yang di bawah target maksimal Rp 20 triliun juga menunjukkan pemerintah tidak ingin terlalu jor-joran melepas SBN ke tangan peserta lelang dengan yield yang relatif tinggi dibanding yield pasar.

Hal tersebut juga dapat menunjukkan intensi pemerintah untuk menjadikan lelang sebagai penjaga pasar agar yield di pasar tidak naik terlalu tajam, seperti kemarin.'

Hari ini, krisis Turki masih membara tetapi dengan sengatan ke pasar investasi yang semakin mereda di sore hari, dibandingkan dengan posisi kemarin.

Selain pasar obligasi, pasar saham juga masih terkoreksi meskipun sedikit mereda dibanding kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,56% ke 5.769. Di sisi lain, nilai tukar rupiah justru menguat 48 poin (0,33%) menjadi Rp 14.567 per dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA




(roy) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular