
Permohonan Sri Mulyani ke Pengusaha: Bawa Pulang Dolar!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 August 2018 14:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pengusaha untuk kesekian kalinya diimbau membawa devisa hasil ekspornya, dan mengkonversikan ke rupiah sebagai salah satu upaya menjaga tersedianya likuiditas.
Devisa hasil ekspor memang saat ini dibutuhkan, untuk mengatasi persoalan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang selama ini menjadi beban bagi rupiah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan para eksportir terkait hal ini. Pemerintah ingin, DHE para pengusaha bisa bertahan lama di domestik.
"Kami sudah bicara dengan pihak swasta, para eksportir untuk membawa dolarnya ke dalam negeri. Tidak hanya masuk di bank dalam negeri, tapi juga stay lebih lama," kata Sri Mulyani, Senin (13/8/2018).
Pada kuartal II-2018, defisit transaksi berjalan tercatat melebar hingga 3% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya maupun periode sama tahun lalu.
Hal tersebut, menjadi salah satu faktor yang membuat nilai tukar rupiah makin tertekan. Pada hari ini, mata uang Garuda melemah hingga menembus level psikologis baru Rp 14.600/US$.
"Maka penting untuk membawa devisa kembali dan meningkatkan supply dolar menjadi penting. Ini adalah menggunakan moral solution dan monitoring yang kami lakukan," tegasnya.
Saat ini, ada salah satu insentif yang dikaji pemerintah agar para eksportir bisa betah menyimpan dananya di dalam negeri, yaitu kebijakan bebas pajak deposito untuk DHE.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menilai, pemerintah perlu kembali mengevaluasi implementasi kebijakan tersebut, lantaran pelaksanannya belum sesuai harapan.
"Itu implementasinya tidak terlalu smooth. Karena tidak ada yang bisa memastikan itu deposito DHE atau bukan," jelas Suahasil.
(dru) Next Article Badai Impor Sebabkan Defisit Neraca, Ini Kata Sri Mulyani
Devisa hasil ekspor memang saat ini dibutuhkan, untuk mengatasi persoalan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang selama ini menjadi beban bagi rupiah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan para eksportir terkait hal ini. Pemerintah ingin, DHE para pengusaha bisa bertahan lama di domestik.
Pada kuartal II-2018, defisit transaksi berjalan tercatat melebar hingga 3% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya maupun periode sama tahun lalu.
Hal tersebut, menjadi salah satu faktor yang membuat nilai tukar rupiah makin tertekan. Pada hari ini, mata uang Garuda melemah hingga menembus level psikologis baru Rp 14.600/US$.
"Maka penting untuk membawa devisa kembali dan meningkatkan supply dolar menjadi penting. Ini adalah menggunakan moral solution dan monitoring yang kami lakukan," tegasnya.
Saat ini, ada salah satu insentif yang dikaji pemerintah agar para eksportir bisa betah menyimpan dananya di dalam negeri, yaitu kebijakan bebas pajak deposito untuk DHE.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menilai, pemerintah perlu kembali mengevaluasi implementasi kebijakan tersebut, lantaran pelaksanannya belum sesuai harapan.
"Itu implementasinya tidak terlalu smooth. Karena tidak ada yang bisa memastikan itu deposito DHE atau bukan," jelas Suahasil.
(dru) Next Article Badai Impor Sebabkan Defisit Neraca, Ini Kata Sri Mulyani
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular