Internasional
Lira Turki Anjlok Parah, Investor Alihkan Aset ke Safe Haven
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
13 August 2018 10:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Asia kembali jatuh dan lira Turki anjlok hampir 8% pada hari Senin (13/8/2018), imbal dari kekhawatiran akan krisis ekonomi Turki yang bisa meluas ke ekonomi global.
Para investor was-was karena perang dagang China-AS, keruntuhan lira memicu aksi jual di Eropa dan New York pada akhir pekan lalu, dan alihkan aset ke safe haven termasuk yen (Jepang) dan reli franc Swiss.
Lira jatuh ke rekor terendah 7,24 terhadap dolar AS, sebelum liras sedikit pulih setelah menteri keuangan Turki mengatakan Ankara berencana untuk meluncurkan "rencana aksi" pada hari Senin sebagai tanggapan terhadap krisis.
"Lembaga kami akan mengambil tindakan yang diperlukan dimulai pada hari Senin untuk meringankan pasar," kata pebisnis dan politikus Turki, Berat Albayrak, menambahkan bahwa rencana itu akan berpusat pada "keadaan bank-bank kami dan perusahaan kecil dan menengah" yang paling terpengaruh oleh terjunnya lira.
Lira telah terpukul tahun ini, setelah mulai Januari sekitar 3,70 terhadap dolar, sementara itu juga lira melemah tajam terhadap euro.
Bagaimanapun, unit Eropa terpukul oleh greenback karena kekhawatiran atas kemungkinan dampak pada beberapa bank Eropa, termasuk BBVA Spanyol, UniCredit Italia dan BNP Paribas Perancis.
Terlepas dari keributan itu, Presiden Tayyip Erdogan tetap mengambil langkah yang agresif, menyebut kekalahan itu sebagai "plot bawah tangan politik" terhadap Turki.
Krisis dipicu oleh serangkaian masalah termasuk ekonomi yang goyah - bank sentral telah menolak seruan pasar untuk kenaikan suku bunga - dan ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), yang telah memukul Turki dengan sanksi atas penahanan seorang pendeta Amerika.
Ankara juga mengecam kerjasama Washington dengan milisi Kurdi Suriah dalam perang melawan Negara Islam.
(roy) Next Article Trump Tolak Permintaan Erdogan, Lira Turki Menguat
Para investor was-was karena perang dagang China-AS, keruntuhan lira memicu aksi jual di Eropa dan New York pada akhir pekan lalu, dan alihkan aset ke safe haven termasuk yen (Jepang) dan reli franc Swiss.
Lira telah terpukul tahun ini, setelah mulai Januari sekitar 3,70 terhadap dolar, sementara itu juga lira melemah tajam terhadap euro.
Bagaimanapun, unit Eropa terpukul oleh greenback karena kekhawatiran atas kemungkinan dampak pada beberapa bank Eropa, termasuk BBVA Spanyol, UniCredit Italia dan BNP Paribas Perancis.
Terlepas dari keributan itu, Presiden Tayyip Erdogan tetap mengambil langkah yang agresif, menyebut kekalahan itu sebagai "plot bawah tangan politik" terhadap Turki.
Krisis dipicu oleh serangkaian masalah termasuk ekonomi yang goyah - bank sentral telah menolak seruan pasar untuk kenaikan suku bunga - dan ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), yang telah memukul Turki dengan sanksi atas penahanan seorang pendeta Amerika.
Ankara juga mengecam kerjasama Washington dengan milisi Kurdi Suriah dalam perang melawan Negara Islam.
(roy) Next Article Trump Tolak Permintaan Erdogan, Lira Turki Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular