Pada 2015 Rupiah Sempat Tembus 14.600/US$, IHSG Anjlok 12%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 August 2018 10:42
Kali terakhir rupiah per dolar AS menembus level Rp 14.600/dolar AS, IHSG anjlok hingga 12%
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berada dalam tekanan untuk membuka perdagangan pekan ini. Hingga berita ini diturunkan, rupiah per dolar AS diperdagangkan di level Rp 14.610/dolar AS atau melemah 0,97% jika dibandingkan posisi hari Jumat (10/8/2018).

Hari ini lantas merupakan kali pertama rupiah menembuh level Rp 14.600/dolar AS sejak September 2015 silam. Kala itu, lambatnya laju perekonomian dalam negeri yang diperparah oleh rencana normalisasi suku bunga acuan the Federal Reserve sukses membuat rupiah terkapar.

Kini, tekanan bagi rupiah tidak hanya datang dari lambatnya laju perekonomian dalam negeri dan normalisasi the Fed, namun juga dari panasnya tensi geopolitik antara AS dengan Turki dan melebarnya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD).

Bank Indonesia (BI) mengumumkan CAD kuartal-II 2018 menembus level 3% dari PDB, yakni di level 3,04%. Padahal pada kuartal-I 2018, defisitnya hanya sebesar 2,21% dari PDB.

Capaian ini terbilang cukup bersejarah. Pasalnya, kali terakhir CAD menyentuh level 3% dari PDB adalah pada kuartal-III 2014 silam. Pada 3 bulan kedua tahun ini, nilai nominal dari CAD mencapai US$ 8,03 miliar, sementara pada kuartal-I nilainya hanya sebesar US$ 5,72 miliar.

Lantas, bagaimana pergerakan IHSG kala terakhir rupiah menembus level Rp 14.600/dolar AS?

Sepanjang 2015, IHSG anjok hingga 12,1%. Sementara sepanjang tahun ini (sampai dengan berita ini diturunkan), IHSG baru melemah sebesar 7%. Dengan berkaca kepada sejarah, sejatinya ruang pelemahan bagi IHSG masih banyak.

Apalagi, sepanjang tahun 2017 IHSG sudah menguat sebesar 19,99%, menjadikannya bursa saham dengan performa terbaik ketiga di Asia Tenggara, setelah Vietnam dan Filipina. Akibatnya, aksi ambil untung sangat mungkin terus dilakukan oleh investor.

Pelaku pasar nampak harus kembali mengatur ulang strategi investasinya. Saham-saham dengan beta yang rendah bisa menjadi pilihan pada periode yang penuh ketidakpastian seperti saat ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA




(ank/hps) Next Article Pergerakan IHSG dan Rupiah Jelang Akhir Pekan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular