
Rusia akan Balas Sanksi Baru yang Diterapkan AS
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
09 August 2018 20:41

Moskow, CNBC Indonesia - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Kamis (9/8/2018) mengatakan Moskow mulai mengupayakan langkah balasan setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru terhadap Moskow, dilansir dari Reuters.
Sebelumnya diberitakan, Washington pada hari Rabu (8/8/2018) menerapkan sanksi baru terhadap Rusia di akhir bulan Agustus setelah menetapkan Moskow menggunakan senjata saraf ke mantan agen Rusia dan putrinya di Inggris. Kremlin menampik tuduhan tersebut.
Kepada para awak media, Zakharova mengatakan tidak ada petunjuk yang membuktikan kesalahan Rusia. Dia juga mengatakan dalih sanksi baru itu direkayasa.
Di hari yang sama, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskow mengatakan tindakan AS tersebut "sangat tidak bersahabat" dan dia menyebut sanksi baru terhadap Moskow tidak sah berdasarkan hukum internasional. Dia juga menyampaikan bahwa sistem keuangan Rusia dalam keadaan stabil.
"Mengaitkan dengan kejadian-kejadian ini [peracunan mata-mata di Inggris] bagi kami tidak bisa diterima dan batasan-batasan seperti yang dikeluarkan pihak Amerika sebelumnya [...] sepenuhnya ilegal dan tidak mematuhi hukum internasional," kata Peskov.
Kabar tentang keputusan AS tersebut menyebabkan nilai mata uang rubel terperosok ke posisi terendah selama dua tahun dan menyebabkan penjualan aset besar-besaran akibat kekhawatiran tentang Moskow terperangkap di dalam putaran sanksi yang tidak pernah berakhir.
(hps) Next Article Sikap Trump Makin Keras Terhadap China
Sebelumnya diberitakan, Washington pada hari Rabu (8/8/2018) menerapkan sanksi baru terhadap Rusia di akhir bulan Agustus setelah menetapkan Moskow menggunakan senjata saraf ke mantan agen Rusia dan putrinya di Inggris. Kremlin menampik tuduhan tersebut.
Kepada para awak media, Zakharova mengatakan tidak ada petunjuk yang membuktikan kesalahan Rusia. Dia juga mengatakan dalih sanksi baru itu direkayasa.
Di hari yang sama, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskow mengatakan tindakan AS tersebut "sangat tidak bersahabat" dan dia menyebut sanksi baru terhadap Moskow tidak sah berdasarkan hukum internasional. Dia juga menyampaikan bahwa sistem keuangan Rusia dalam keadaan stabil.
Kabar tentang keputusan AS tersebut menyebabkan nilai mata uang rubel terperosok ke posisi terendah selama dua tahun dan menyebabkan penjualan aset besar-besaran akibat kekhawatiran tentang Moskow terperangkap di dalam putaran sanksi yang tidak pernah berakhir.
(hps) Next Article Sikap Trump Makin Keras Terhadap China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular