
Cadangan Devisa RI Diprediksi Turun Jadi US$120 M Tahun Ini
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
08 August 2018 07:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa Indonesia diprediksi berada di angka US$120 miliar pada tutup tahun 2018. Jumlah itu lebih rendah bila dibanding posisi cadangan devisa pada akhir tahun lalu, yakni US$130 miliar.
Perkiraan itu disampaikan oleh ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam catatan risetnya yang dikutip CNBC Indonesia hari Rabu (8/8/2018).
Penurunan tersebut, kata Andry, utamanya disebabkan oleh tekanan eksternal, seperti pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed yang mungkin masih akan menaikkan suku bunga acuan setidaknya dua kali lagi tahun ini.
Selain itu, potensi perang dagang yang berdampak pada penurunan volume perdagangan internasional juga ikut menghantui. Terakhir, risiko melebarnya defisit neraca perdagangan di sektor migas akibat kenaikan harga minyak dunia.
Data Bank Indonesia yang diumumkan hari Selasa (7/8/2018) kemarin menunjukkan adanya penurunan cadangan devisa sebesar US$1,5 miliar dari US$ 119,8 miliar pada Juni menjadi US$118,3 di Juli. Jumlah cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Penurunan ini masih disebabkan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta stabilisasi nilai tukar rupiah dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global saat ini.
(prm) Next Article Rupiah Bisa Terus Perkasa, Obatnya Apa? Cadangan Devisa!
Perkiraan itu disampaikan oleh ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam catatan risetnya yang dikutip CNBC Indonesia hari Rabu (8/8/2018).
Penurunan tersebut, kata Andry, utamanya disebabkan oleh tekanan eksternal, seperti pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed yang mungkin masih akan menaikkan suku bunga acuan setidaknya dua kali lagi tahun ini.
Data Bank Indonesia yang diumumkan hari Selasa (7/8/2018) kemarin menunjukkan adanya penurunan cadangan devisa sebesar US$1,5 miliar dari US$ 119,8 miliar pada Juni menjadi US$118,3 di Juli. Jumlah cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Penurunan ini masih disebabkan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta stabilisasi nilai tukar rupiah dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global saat ini.
(prm) Next Article Rupiah Bisa Terus Perkasa, Obatnya Apa? Cadangan Devisa!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular