- Pemerintah berencana mencabut kebijakan wajib memasok kebutuhan dalam negeri pada komoditas batu bara alias Domestic Market Obligation (DMO).
Pengusaha batu bara menyambut baik rencana pemerintah mencabut aturan harga DMO atau kewajiban memasok batu bara dengan harga US$ 70/ton dan 25% produksi ke PLN. Pasalnya, aturan ini dianggap merugikan pengusaha.
"Penerapan DMO terbukti berkendala karena dengan harga tersebut, pemerintah menetapkan kuota 25% untuk PLN dan spesifikasinya juga tidak sesuai. Sebelumnya, beberapa perusahaan dirugikan karena harga [batu bara] dunia lagi bagus-bagusnya," ujar Hendra kepada CNBC Indonesia, Sabtu (28/7/2018).
Secara teknikal, apakah benar saham - saham perusahaan tambang batu bara berpeluang menguat? atau sebaliknya menjadi pemberat?
mengenai pergerakan harga saham pada 5 perusahaan batu bara terbesar di IHSG berdasarkan analisis secara teknikal:
Saham
ADRO masih memiliki peluang menguat secara teknikal hal ini terlihat dari terbentuknya Pola grafik awan penutup cerah (bullish engulfing) yang memberikan sinyal kenaikan (bullish) yang cukup kuat.
Pada perdagangan bursa saham Jumat (27/07/2018)
ADRO ditutup naik 115 poin (+6,21%) ke level Rp 1.965 per unit saham.
Didukung oleh beberapa indikator teknikal seperti rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD)
ADRO menunjukan kecenderungan menguat atau pada posisi persilangan emas (golden cross).
Adapun level-level harga yang dicermati yaitu: Jika harga turun, titik tolakan (support) paling dekat berada pada level Rp 1.800 per unit, Jika harga naik maka titik penghalang paling dekat (resistance) berada pada level Rp 2.250.
Aksi beli masih dimungkinkan terhadap saham ini untuk periode jangka pendek maupun menengah
TIM RISET CNBC INDONESIA Saham
UNTR masih ada secara teknikal hal ini terlihat dari terbentuknya pola orang menggantung (hanging man) yang memberikan sinyal bearish lemah.
Pada perdagangan bursa saham Jumat (27/07/2018)
UNTR ditutup naik 475 poin (+1,36%) ke level Rp 35.400 per unit saham.
Didukung oleh beberapa indikator teknikal seperti rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD)
UNTR menunjukan kecenderungan menguat atau pada posisi persilangan emas (golden cross).
Meskipun indikator stochastic slow menunjukan UNTR berada pada area posisi jenuh belinya (overbought), namun demikian hal tersebut cenderung positif mengingat tren jangka pendeknya sedang bullish.
Adapun level - level harga yang dicermati yaitu: Jika harga turun, titik tolakan (support) paling dekat berada pada level Rp 33.000 per unit, Jika harga naik maka titik penghalang paling dekat (resistance) berada pada level Rp 37.250.
Aksi beli masih dimungkinkan terhadap saham ini untuk periode jangka pendek maupun menengah
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saham
ITMG masih memiliki peluang menguat secara teknikal hal ini terlihat dari terbentuknya pola lilin putih panjang (Long white candle) yang memberikan sinyal lanjutan penguatan harga.
Pada perdagangan bursa saham Jumat (27/07/2018)
ITMG ditutup naik 875 poin (+3,11%) ke level Rp 29.000 per unit saham.
Didukung oleh beberapa indikator teknikal seperti rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD)
ITMG menunjukan kecenderungan menguat atau pada posisi persilangan emas (golden cross).
Meskipun indikator stochastic slow menunjukan
ITMG berada pada area posisi jenuh belinya (overbought), namun demikian hal tersebut cenderung positif mengingat tren jangka pendeknya sedang bullish.
Adapun level - level harga yang dicermati yaitu: Jika harga turun, titik tolakan (support) paling dekat berada pada level posisi Rp 27.000 per unit, Jika harga naik maka titik penghalang paling dekat (resistance) berada pada level Rp 33.000.
Aksi beli masih dimungkinkan terhadap saham ini untuk periode jangka pendek maupun menengah
TIM RISET CNBC INDONESIA
Secara teknikal peluang saham
BUMI menguat masih ada, hal ini terlihat dari terbentuknya Pola grafik awan penutup cerah (bullish engulfing) yang memberikan sinyal kenaikan (bullish) yang cukup kuat.
Pada perdagangan bursa saham Jumat (27/07/2018)
BUMI ditutup naik 14 poin (+5,64%) ke level Rp 262 per unit saham.
Didukung oleh beberapa indikator teknikal seperti rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD)
BUMI menunjukan kecenderungan menguat atau pada posisi persilangan emas (golden cross).
Meskipun indikator stochastic slow menunjukan BUMI berada pada area posisi jenuh belinya (overbought), namun demikian hal tersebut cenderung positif mengingat tren jangka pendeknya sedang bullish.
Adapun level - level harga yang dicermati yaitu: Jika harga turun, titik tolakan (support) paling dekat berada pada level posisi Rp 235 per unit, Jika harga naik maka titik penghalang paling dekat (resistance) berada pada level Rp 290. Aksi beli masih dimungkinkan terhadap saham ini untuk periode jangka pendek maupun menengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Peluang menguat pada saham
PTBA masih ada secara teknikal hal ini terlihat dari terbentuknya pola lilin putih panjang (Long white candle) yang memberikan sinyal lanjutan penguatan harga.
Pada perdagangan bursa saham Jumat (27/07/2018) PTBA ditutup naik 170 poin (+3,83%) ke level Rp 4.600 per unit saham.
Didukung oleh beberapa indikator teknikal seperti rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD)
PTBA menunjukan kecenderungan menguat atau pada posisi persilangan emas (golden cross).
Meskipun indikator stochastic slow menunjukan
PTBA berada pada area posisi jenuh belinya (overbought), namun demikian hal tersebut cenderung positif mengingat tren jangka pendeknya sedang bullish.
Adapun level - level harga yang dicermati yaitu: Jika harga turun, titik tolakan (support) paling dekat berada pada level posisi Rp 4.150 per unit, Jika harga naik maka titik penghalang paling dekat (resistance) berada pada level Rp 5.100. Aksi beli masih dimungkinkan terhadap saham ini untuk periode jangka pendek maupun menengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA