Kejar Bisnis Cloud Amazon, Induk Google Gandakan Capex

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 July 2018 11:54
Di kuartal kedua, biaya belanja modal cloud melonjak menjadi US$5,48 miliar (Rp 79,7 triliun) dari US$2,48 miliar setahun sebelumnya
Foto: REUTERS/Baz Ratner
Jakarta, CNBC Indonesia - Belanja modal (capital expenditure/ capex) perusahaan induk Google, Alphabet, di kuartal kedua tahun ini hampir mencapai dua kali lipat jumlah yang dikeluarkan di periode yang sama tahun lalu. Hal ini dilakukan karena Google terus membangun pusat data untuk produk yang sejenis dengan layanan komputasi awannya (cloud).

Di kuartal kedua, biaya tersebut melonjak menjadi US$5,48 miliar (Rp 79,7 triliun) dari US$2,48 miliar setahun sebelumnya, kata Alphabet dalam rilis laporan pendapatan setelah penutupan perdagangan Wall Street hari Senin (23/7/2018). Analis rata-rata memperkirakan belanja modal perseroan mencapai US$4,19 miliar, menurut FactSet.

Lonjakan belanja adalah tanda terbaru bahwa divisi cloud Google, di bawah kepemimpinan Diane Greene, tetap berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan untuk mencoba mengejar saingannya yang lebih kuat, Amazon dan Microsoft. Google juga memperluas pusat datanya untuk penggunaan internal, baik itu di bisnis pencarian ataupun YouTube.

"Kami berpendapat hal itu memberi Anda sebuah panduan untuk melihat proyeksi pertumbuhan kami," kata Ruth Porat, chief financial officer Alphabet, dalam briefing dengan wartawan hari Senin. "Ini [sumber pertumbuhan] adalah mesin pencarian dan iklan, ini adalah bisnis baru, juga pentingnya pembelajaran mesin. Kami mencari kapasitas komputasi tambahan mengingat target pertumbuhan kami."


Dalam telekonferensi dengan para analis hari Senin, Porat menguraikan pernyataan tersebut dan secara khusus menyebut cloud sebagai lini bisnis baru yang sedang berkembang dengan kebutuhan komputasi yang besar.

"Sementara kami memastikan bahwa kami berada dalam posisi yang baik untuk mendukung pertumbuhan yang kami targetkan, kami juga terus fokus pada efisiensi per unit komputasi," katanya, CNBC International melaporkan.

Biaya perusahaan pada kuartal pertama bahkan lebih tinggi, yaitu US$7,3 miliar, karena ada biaya US$2,4 miliar untuk membeli Chelsea Market di New York. Kuartal kedua ini menandai kenaikan terbesar secara persentase dalam belanja modal Alphabet sejak 2014.

Awal tahun ini, Google membeberkan kepada publik kejelasan pertama mengenai ukuran bisnis cloud-nya. CEO Sundar Pichai pada bulan Februari mengatakan kepada analis bahwa dari aplikasi produktivitas G Suite sampai Google cloud publik untuk aplikasi hosting, perusahaan menghasilkan US$1 miliar dalam pendapatan per kuartal.

Tekad Google untuk berkembang di bisnis cloud tercermin dalam berbagai cara selain belanja infrastruktur. Di Alphabet, cloud telah menjadi salah satu area terbesar dalam perekrutan pegawai dalam dua tahun terakhir.

Porat mengatakan pada hari Senin bahwa biaya penjualan dan pemasaran naik sebagian karena penjualan dan pertumbuhan alokasi pemasaran untuk cloud, diikuti oleh investasi iklan untuk cloud, dan Google Assistant.
(prm) Next Article Capex Google Kuartal I-2018 Melonjak Tiga Kali Lipat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular