Jepang, Inflasi, dan Tokyo Love Story

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 July 2018 12:10
Mendamba Pertumbuhan Ekonomi Dalam Negeri
Foto: REUTERS/Issei Kato
Jepang memang mencari sumber pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri, terutama konsumsi. Sudah agak lama perekonomian Jepang tergantung kepada faktor eksternal, yaitu ekspor. 

Jepang, Inflasi, dan Tokyo Love StoryBank Dunia
Ketika pertumbuhan ekonomi terlalu bergantung kepada eksternal, maka perekonomian sebuah negara menjadi rentan terekspos gejolak dari luar. Begitu perekonomian dan permintaan global melambat, maka pertumbuhan ekonomi domestik pun terpengaruh. 

Itulah yang terjadi terhadap Jepang. Saat motor utama pertumbuhan ekonomi, yaitu ekspor, bermasalah maka pertumbuhan secara keseluruhan ikut terseret ke bawah.  

Contohnya seperti yang terjadi pada 2009, saat krisis keuangan global masih hangat. Krisis di sektor keuangan menjalar ke sektor riil, permintaan dunia turun drastis. Pertumbuhan ekonomi Jepang melambat karena ekspor terkontraksi sangat dalam. 

Jepang, Inflasi, dan Tokyo Love StoryBank Dunia
Oleh karena itu, BoJ terus berupaya mendorong konsumsi masyarakat melalui stimulus moneter. Suku bunga acuan diturunkan hingga ke level negatif. Artinya, menyimpan uang di bank bukannya mendapat bunga tetapi malah berkurang. Upaya ini dilakukan agar uang beredar di sistem perekonomian lebih besar ketimbang yang mengendap di perbankan. 

Sejak Februari 2016, BoJ mempertahankan suku bunga acuan -0,1%. Artinya sudah lebih dari dua tahun suku bunga berada di teritori negatif, tetapi tak kunjung berhasil memancing inflasi keluar dari sarangnya. Konsumen masih hati-hati dalam bebelanja, dan dunia usaha pun setengah hati menaikkan harga. Ekonomi pun minim ekspansi. 

(aji/prm)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular