
Anjlok 1% Lebih, Reli Harga Batu Bara Terputus
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
23 July 2018 10:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Reli harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan akhirnya berhenti, dengan diperdagangkan melemah 1,34% ke US$117,70/ton pada perdagangan hari Jumat (20/07/2018). Dengan pergerakan tersebut, harga si batu hitam jatuh ke titik terendah dalam sepekan terakhir.
Harga batu bara juga menjauh dari rekor tertingginya dalam 6,5 tahun terakhir. Sebagai informasi, harga batu bara sempat menyentuh angka US$119,6/ton yang merupakan level terkuat sejak awal tahun 2012, pada perdagangan hari Rabu (18/07/2018).
Sejatinya, harga si batu hitam masih disokong oleh permintaan batu bara China akibat musim semi yang lebih panas dari biasanya. Pembangkit listrik bertenaga batu bara mau tidak mau harus menggenjot produksi listriknya seiring naiknya tingkat penggunaan pendingin ruangan di kota-kota besar.
Jika musim semi saja sudah seperti itu, musim panas yang akan datang pada bulan Juli-Agustus tentunya akan memberikan temperatur yang amat panas di Negeri Panda. Konsumsi batu bara, khususnya untuk pembangkitan listrik, diperkirakan akan mencapai puncaknya.
Beban puncak pembangkit listrik pada musim panas ini diestimasikan mencapai 79 Giga Watt (GW), naik sekitar 4 GW dari beban puncak di tahun lalu, menurut Shandong Economic and Information Commission pada situs resminya, seperti dilansir dari Reuters.
(RHG/roy) Next Article China Serap Batu Bara Australia, Harga Berangsur Naik
Harga batu bara juga menjauh dari rekor tertingginya dalam 6,5 tahun terakhir. Sebagai informasi, harga batu bara sempat menyentuh angka US$119,6/ton yang merupakan level terkuat sejak awal tahun 2012, pada perdagangan hari Rabu (18/07/2018).
![]() |
Jika musim semi saja sudah seperti itu, musim panas yang akan datang pada bulan Juli-Agustus tentunya akan memberikan temperatur yang amat panas di Negeri Panda. Konsumsi batu bara, khususnya untuk pembangkitan listrik, diperkirakan akan mencapai puncaknya.
Meski demikian, harga batu bara di akhir pekan lalu tertekan oleh usaha pemerintah China untuk memastikan pasokan yang cukup, dan mulai melambatnya konsumsi batu bara di negeri berpenduduk terbanyak di dunia tersebut.
Stok batu bara di sejumlah pembangkit listrik bertenaga batu bara di pesisir China tercatat meningkat menjadi sebesar 15,43 juta ton pada 12 Juli 2018, atau yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir, seperti dikutip dari Reuters.
Kemudian, tensi perang dagang AS-China yang kembali berkecamuk juga nampaknya berhasil menyuntikkan energi negatif bagi harga batu bara. Dari perkembangan teranyar, Trump menyampaikan sudah siap kapan saja mengenakan tarif terhadap produk-produk China jika diperlukan.
"Saya siap menuju ke 500," kata Trump kepada Joe Kernen dari CNBC dalam sesi wawancara di program "Squawk Box", Jumat (20/07/2018).
Angka 500 mengacu kepada nilai impor produk China ke AS yang tercatat pada 2017, nilai tepatnya sekitar US$505,5 miliar. Dibandingkan dengan nilai ekspor AS ke China yang hanya US$129,9, berdasarkan data Biro Sensus AS.
"Saya tidak melakukan ini untuk politik, saya melakukan ini untuk melakukan hal yang benar untuk negara kita," kata Trump. "Kami telah ditipu oleh China untuk waktu yang lama.
"Eskalasi tensi perdagangan di antara dua raksasa ekonomi terbesar di dunia itu lantas mengindikasikan bahwa perang dagang masih jauh dari kata usai. Situasi ini lantas memberikan kekhawatiran terganggunya arus perdagangan global, termasuk batu bara.
Terakhir, impor batu bara Jerman diekspektasikan turun 12% pada tahun 2018 ke angka 45 juta ton, dibandingkan dengan level di tahun 2017, menurut proyeksi kelompok importir VDKi, pada hari Kamis (19/07/2018), seperti dikutip dari Reuters.
Hal ini disebabkan semakin mudahnya akses kepada jaringan listrik bersumber energi baru dan terbarukan (EBT) di negara produsen Mercedes-Benz itu, khususnya energi matahari dan angin.
Padahal, pada tahun 2017, Jerman duduk di posisi ke-4 negara yang paling banyak mengimpor batu bara dari Australia, dengan nilai impor mencapai US$1,23 miliar (Rp17,85 triliun). Adanya sentimen berkurangnya permintaan dari Jerman, lantas turut membebani harga batu bara Newcastle di akhir pekan.
Stok batu bara di sejumlah pembangkit listrik bertenaga batu bara di pesisir China tercatat meningkat menjadi sebesar 15,43 juta ton pada 12 Juli 2018, atau yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir, seperti dikutip dari Reuters.
Kemudian, tensi perang dagang AS-China yang kembali berkecamuk juga nampaknya berhasil menyuntikkan energi negatif bagi harga batu bara. Dari perkembangan teranyar, Trump menyampaikan sudah siap kapan saja mengenakan tarif terhadap produk-produk China jika diperlukan.
"Saya siap menuju ke 500," kata Trump kepada Joe Kernen dari CNBC dalam sesi wawancara di program "Squawk Box", Jumat (20/07/2018).
Angka 500 mengacu kepada nilai impor produk China ke AS yang tercatat pada 2017, nilai tepatnya sekitar US$505,5 miliar. Dibandingkan dengan nilai ekspor AS ke China yang hanya US$129,9, berdasarkan data Biro Sensus AS.
"Saya tidak melakukan ini untuk politik, saya melakukan ini untuk melakukan hal yang benar untuk negara kita," kata Trump. "Kami telah ditipu oleh China untuk waktu yang lama.
"Eskalasi tensi perdagangan di antara dua raksasa ekonomi terbesar di dunia itu lantas mengindikasikan bahwa perang dagang masih jauh dari kata usai. Situasi ini lantas memberikan kekhawatiran terganggunya arus perdagangan global, termasuk batu bara.
Terakhir, impor batu bara Jerman diekspektasikan turun 12% pada tahun 2018 ke angka 45 juta ton, dibandingkan dengan level di tahun 2017, menurut proyeksi kelompok importir VDKi, pada hari Kamis (19/07/2018), seperti dikutip dari Reuters.
Hal ini disebabkan semakin mudahnya akses kepada jaringan listrik bersumber energi baru dan terbarukan (EBT) di negara produsen Mercedes-Benz itu, khususnya energi matahari dan angin.
Padahal, pada tahun 2017, Jerman duduk di posisi ke-4 negara yang paling banyak mengimpor batu bara dari Australia, dengan nilai impor mencapai US$1,23 miliar (Rp17,85 triliun). Adanya sentimen berkurangnya permintaan dari Jerman, lantas turut membebani harga batu bara Newcastle di akhir pekan.
(RHG/roy) Next Article China Serap Batu Bara Australia, Harga Berangsur Naik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular