
Sudah Dibantu Badai di China, Harga Batu Bara Tetap Jeblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali terkoreksi sejalan dengan proyeksi permintaan listrik di China. Namun, Topan DoksuriĀ di China juga menahan laju penurunan batu bara secara tajam.
Topan Doksuri telah membawa hujan lebat di China utara dan timur, sehingga menghambat transportasi batu bara dengan beberapa fasilitas logistik yang hancur akibat banjir.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup di posisi US$ 138,25 per ton. Harganya turun tipis 0,43%. Dalam enam bulan terakhir, harga batu bara terkoreksi 41,78%.
Sentimen datangnya musim hujan di banyak titik China menekan harga batu bara kemarin. Hujan akan mengakhiri heatwaves, sehingga membatasi permintaan pendingin ruangan dan pembangkit listrik.
Namun, hujan lebat disertai angin topan yang terjadi di China mengganggu jembatan kereta api, yang mengantarkan batu bara sekitar 40 juta ton/tahun, di daerah Jingxing tersapu oleh banjir.
Jalur Daqin, salah satu rute tersibuk di China, yang mengantarkan batu bara dari area produksi ke pelabuhan utara, juga terkena dampak hujan.
India sebagai konsumen batu bara terbesar kedua juga turut menjadi penyebab koreksi harga. Salah satu perusahaan batu bara terbesar India, Coal India Ltd (CIL), membukukan kenaikan volume produksi batu bara 13,4% menjadi 53,6 juta ton (MT) pada Juli 2023 secara tahunan (yoy), melansir MoneyControl.
Produksi CIL melonjak menjadi 229,1 juta ton hingga April-Juli 2023, lebih tinggi 10,7% (yoy). Sebagai informasi, volume produksi CIL setara sekitar 90% dari total produksi India. Tingginya pasokan CIL akan mempengaruhi kebutuhan impor India, sehingga mampu menekan harga.
Dari India juga terdapat sentimen yang membatasi penurunan harga. Stok batubara termal Portside turun 2% secara mingguan, menurut CoalMint.
Selain itu, Reliance Industries Limited (RIL)menaikkan harga batu bara kokas menjadi Rupee India 13.182/ton. Harga bulan ini hampir 30% lebih rendah dibandingkan dengan setahun lalu. Perusahaan melepaskan jumlah yang sangat terbatas sebab sebagian besar produksi kokas untuk unit gasifikasinya.
Dari Eropa, Keluaran angin di Inggris dan Eropa barat laut diperkirakan akan turun selama beberapa hari ke depan tetapi kemudian naik di atas tingkat normal setelahnya.
Pembangkit angin yang lebih kuat biasanya menurunkan permintaan gas dari pembangkit listrik, sementara output angin yang lebih rendah meningkatkan permintaan.
Faktor tersebut yang mendorong harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) berbeda arah dengan batu bara, melesat 5,96% ke 28,74 euro per mega-watt hour (MWh).
(mza/mza)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Makin Cinta pada Setrum Kotor, Harga Batu Bara Terbang