Jerome Powell Agresif, Sri Mulyani: PDB RI 2019 Tumbuh 5,3%

Arys Aditya, CNBC Indonesia
18 July 2018 18:39
Pemerintah bakal bersikap konservatif dalam menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah di 2019.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bakal bersikap konservatif dalam menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah untuk rancangan anggaran negara tahun depan.

Hal ini sekaligus merespons pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell yang mengatakan akan mengambil langkah lebih agresif dalam melakukan normalisasi moneter.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan asumsi makro yang telah disepakati bersama Badan Anggaran DPR pada akhir pekan lalu akan terus bergerak dalam waktu dekat.

Preseden ini, tuturnya, akan bergantung pada situasi sepanjang bulan ini. "Powell bilang dia akan ambisius dalam menaikkan suku bunga karena data AS cukup positif, ini harus diantisipasi. Jadi sifatnya ada perubahan [dalam asumsi makro RAPBN 2019] yang dinamis," kata Sri Mulyani.

Dengan argumentasi tersebut, Menkeu menyebut Pemerintah akan mengambil batas bawah dalam asumsi makroekonomi.

Dalam kesepakatan bersama Banggar, asumsi pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,2%-5,6%, sementara nilai tukar rupiah Rp 13.700 - Rp 14.000 per dolar AS.

"Akan ada beberapa yang kita ubah di dalam postur terakhir. Pertumbuhan ekonomi kemarin kan kemarin 5,2%-5,6%, mungkin nanti 5,3%. Nilai tukar mungkin akan cari update yang terbaru."



(dru) Next Article Tumbuh 5,27%, Awan Hitam Masih Menyelimuti Ekonomi Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular